Seraglio Hareem Kekaisaran Ottoman, Nyata Tanpa Bumbu Mitos Penyedap

Pada awalnya Ottoman sama dengan penguasa lainnya mengambil istri dari putri kerajaan lain untuk mengkonsolidasikan pengaruhnya di Anatolia. konsekuensinya sang ratu dan  keluarganya memiliki pengaruh yang besar terhadap jalannya pemerintahan Ottoman. setiap putra yang dilahirkan akan menjadi pembesar di berbagai wilayah Kekaisaran. keberadaan “raja kecil” tersebut seringkali membawa terjadinya malapetaka pemberontakan.

Kematian Padishah Sultan Ottoman akan membuat para pangeran berperang karena merasa sama-sama berhak atas takhta warisan ayahnya. dengan basis kekuatan yang solid dan pendukung di daerah masing-masing, perang suksesi akan terjadi secara keras. saling membentuk koalisi, pindah kubu, dan tikam-menikam antar saudara terus terjadi hingga akhirnya keluar satu orang pemenang, yakni satu-satunya pangeran yang masih tersisa.

sultan with his family inside harem
Padishah Sultan bersama keluarganya dari salah satu pasangan, ditemani seorang kasim

Alasan Memilih Hareem (Selir)

Sistem suksesi yang berdarah-darah ini beberapa kali hampir menghancurkan Ottoman sehingga ketika Kekaisaran semakin berkembang dan mencapai zenith kekuasaan wilayah, para Padishah Sultan berhenti mengambil putri dari kerajaan lain sebagai istri. mereka lebih memilih para wanita dari Harem Kekaisaran yang berstatus selir (concubine) sehingga tidak perlu dinikahi dan karenanya tidak memiliki hak dalam warisan Kekaisaran.

Selir dianggap lebih ideal karena takhta dan Kekaisaran akan diwariskan dari ayah ke anak secara utuh tanpa perpecahan. tidak seperti putri kerajaan lain yang dinikahi, seorang selir tidak memiliki keluarga ataupun saudara bangsawan yang berpotensi menjadi orang kuat dalam istana. ketiadaan backing membuat mereka lebih netral, bahkan setelah melahirkan seorang putra sekalipun para selir dianggap tidak memiliki pengaruh dalam istana dan pemerintahan.

Dimulai dari era Sultan Suleiman I the magnificent (1520-1566), kompleks Seraglio dan fungsinya mengalami perubahan besar. mereka sekarang berfungsi sebagai kediaman permanen anak laki-laki yang sudah dewasa. para pangeran tidak lagi diutus untuk memegang pemerintahan suatu wilayah karena potensi kudeta atau pemberontakan sehingga tetap tinggal di dalam kompleks Harem hingga kematian sang Padishah Sultan.

Kematian penguasa Ottoman membuat seorang pangeran (putra mahkota) keluar dari Harem dan naik takhta sebagai Padishah Sultan. pangeran lainnya yang bisa berjumlah belasan bahkan puluhan akan keluar dalam keadaan tidak bernyawa. mereka semua akan menemui ajal setelah dijerat lehernya oleh para kasim penjaga, kematiannya cepat tanpa pertumpahan darah. tidak berhenti hanya sampai di situ, nasib serupa juga terjadi pada ibu mereka para selir.

prince kafes in the harem
Apartemen para pangeran yang disebut Kafes yang bisa diartikan sebagai sangkar

Para selir yang anaknya tidak terpilih atau masih mengandung akan dimasukan ke dalam “karung”, yang diberi pemberat lalu dihanyutkan di selat Bosporus. hal yang keji ini dilakukan untuk menjamin suksesi yang damai tanpa adanya usaha pemberontakan dari pangeran yang tidak terpilih. perintah untuk melakukan “pembersihan” ini ada di tangan sang Padishah Sultan yang wasiatnya dijalankan oleh Komandan kasim Harem ketika sang Sultan wafat.

Pembersihan serupa juga bisa diperintahkan oleh Padishah Sultan yang baru naik untuk menyingkirkan lawan-lawan politik. Harem bukanlah tempat kesenangan duniawi melainkan sebuah sangkar emas yang penuh dengan aura kematian. namun demikian banyak orangtua yang rela menjual anak perempuannya ke dalam Harem agar memiliki kesempatan untuk merubah nasib, hidup enak, aman dan mendapatkan penghasilan yang tetap.

Harem Kekaisaran diatur oleh ibu Sultan yang bergelar Valide Sultan (Ibu Suri). ia adalah “lulusan” dari Harem generasi sebelumnya dan satu-satunya selir favorit Sultan terdahulu yang masih hidup (lainnya menemui ajal di Selat Bosporus). ia menjadi penguasa dan penanggung jawab di seantero kompleks Harem. semua penghuni tunduk kepadanya, hanya ibu suri seorang yang berhak menerima juga mengeluarkan dan menghukum anggota rumah tangganya.

Perhatikan kata “rumah tangga”, istilah Harem sebenarnya tidak berkonotasi dengan poligami. secara etimologi Harem artinya terlarang bagi pria atau bisa juga diartikan sebagai “istri”. tetapi pada penggunaannya Harem adalah rumah tangga kaum wanita. pada budaya Turki saat itu di setiap rumah lumrah terdapat area yang dinamakan Harem yakni bagian dari rumah dimana para wanita bisa beraktivitas mulai dari memasak, mencuci hingga membesarkan anak.

bust of hafsa sultan
Hafsa Sultan, ibu dari Suleiman I yang menjadi Valide Sultan pertama dalam sejarah Ottoman

Harem menyita sebagian besar bangunan rumah terutama yang berukuran tidak besar. area yang wanita miliki meliputi dapur, tempat cuci, jemuran, area bermain anak dan kamar tidur bagi semua wanita dalam keluarga termasuk istri, anak-anak, anak gadis dewasa, bibi, sepupu, ponakan dan pelayan wanita. diketuai oleh nenek atau ibu mertua sedangkan kaum pria hanya memiliki ruang tidur, area makan bersama dan ruang tamu beserta halaman rumah.

Tujuan Adanya Hareem

Fungsi dari Harem umumnya sebagai perlindungan, adanya ruang khusus membuat wanita tidak terlihat dari tamu yang berkunjung. hal ini meniadakan risiko adanya pria genit dengan rayuan gombalnya, juga mengurangi risiko tamu yang tidak disukai untuk meminta anak gadis sebagai calon istri mereka atau putra-putranya. pada era dimana serangan antar suku sering terjadi untuk merebut harta, ternak dan wanita, keberadaan Harem merupakan suatu proteksi.

Jadi Harem tidak berarti praktik poligami atau tempat dimana seorang pria dikelilingi oleh lawan jenisnya melainkan rumah tangga kaum wanita atau area tinggal anggota keluarga wanita. artian Harem secara negatif terjadi karena ketidaktahuan bangsa eropa terhadap praktik poligami yang terjadi di dunia Timur. mereka menyebut Harem sebagai poligami semata-mata karena informasi yang keliru, ketiadaan kata substitusi dan kendala bahasa serta budaya.


Ottoman Imperial Harem resminya disebut Seraglio adalah tempat tinggal atau kediaman resmi Valide Sultan bersama seluruh anggota keluarga Kekaisaran. termasuk para selir, calon selir, pelayan istana, dayang-dayang dan budak wanita lainnya. praktisnya semua wanita di dalam istana tinggal di dalam kompleks Seraglio Harem. apabila sekeliling istana dijaga oleh Janissaries maka Seraglio Harem dikawal oleh korps kasim mereka sendiri.

mihrimah sultan of ottoman
Tidak hanya Selir, Harem juga menjadi kediaman para putri seperti Mihrimah Sultan yang terkenal

Komandan Kasim Seraglio (Chief Black Eunuch) merupakan kepercayaan Padishah Sultan, loyalitasnya dibuktikan ketika ia membinasakan pangeran lainnya ketika terjadi suksesi dan melindungi pangeran terpilih hingga naik takhta. kepercayaan penuh sang Sultan membuat komandan kasim menyandang pangkat militer tertinggi, sejajar dengan panglima tinggi lainnya. namun tugasnya yang utama adalah menjaga keselamatan para wanita dan keluarga Kekaisaran.

Selepas era Suleiman I hampir semua Padishah berikutnya tinggal di dalam Seraglio. pada era Murad III dibangun juga area ruang kerja (privy chamber) beserta jalan tembus ke istana. dari sana sang Sultan bisa dengan mudah bisa mencapai kediaman ibu suri dan komandan kasim, dua sekutu terkuatnya dalam pemerintahan. berbagai kegiatan pribadi sang Sultan diadakan di aula apartemen pribadinya untuk menerima tamu pilihan atau menonton berbagai hiburan.

Adalah tugas dari dayang-dayang terpilih untuk memberikan hiburan serta kudapan, sang Sultan sendiri menggunakan kasim sebagai pelayan pribadi. mayoritas gadis lainnya sebenarnya bekerja di luar layar untuk memenuhi berbagai keperluan Harem seperti kebersihan ruangan, cuci baju hingga pelayanan bagi anggota Kekaisaran dan para selir yang berkedudukan tinggi. dari 300 hingga 500 lebih anggota Seraglio, kebanyakan tidak pernah melihat sang Sultan.

Bagi penghuninya yang mampu berpikir kritis, Seraglio adalah sebuah kesempatan untuk hidup mewah sembari mencari koneksi untuk masa depan yang lebih baik. para gadis mendapatkan gaji harian (nantinya bulanan) berdasarkan dari status mereka sehingga mampu menghidupi keluarganya. kompleks Seraglio sendiri secara nyata dibagi atau disekat ke dalam banyak bagian yang terpisah untuk menandakan hierarki dan status masing-masing anggota.

inside the harem paintings
The Reception, John Frederick Lewis, 1805-1875 pelukis tinggal di Mesir, bekas koloni Ottoman


Strata terbawah diisi oleh para budak kasar (wanita), mereka adalah pekerja tulen dan tidak memiliki kesempatan untuk naik tingkat. di atas mereka tetapi sama-sama tidak memiliki status sebagai anggota adalah para gadis yang diterima sejak usia 7-12 tahun. mereka ditempatkan pada sebuah asrama dan dididik dalam berbagai seni sesuai dengan kemampuan dan bakat seperti menyanyi atau menari. tenaga pendidik adalah para senior mereka di dalam Harem.

Usia muda menjamin kemudahan belajar dan juga tentunya keperawanan. selain itu mereka juga dibiasakan hidup sehat sesuai dengan standar istana. gadis yang memperlihatkan gejala sakit-sakitan akan dikembalikan kepada keluarganya. demikian juga gadis yang tidak bisa menguasai keahlian yang dibutuhkan, tidak cukup pintar atau memiliki kekurangan lainnya akan ditolak tinggal lebih lanjut sebagai anggota Seraglio.

Para gadis bisa naik pangkat menjadi asisten senior dan juga ketua “fakultas” seni. sebagai asisten dan ketua seni mereka mulai masuk ke dalam lingkup calon selir karena kemampuannya. yang tidak mampu meraih posisi asisten pun tetap bisa masuk sebagai calon selir berdasarkan dari perkembangan fisik atau kelebihan lain yang mereka miliki. sebagai calon selir mereka tinggal di bagian lain dari asrama yang tidak sepadat tempat para gadis.

Tidak semua odalisque atau calon selir tumbuh di dalam Harem, beberapa gadis langsung berstatus calon selir karena alasan tertentu seperti dipilih oleh Sultan, diberikan oleh kerajaan lain, hadiah dari pejabat atau anggota Kekaisaran. biasanya mereka memiliki kepintaran dan kecantikan yang luar biasa sehingga disetujui oleh ibu suri. sebelum masuk ke dalam Seraglio mereka diperiksa secara ketat oleh dokter dan juga bidan untuk memastikan kesehatannya.

Kebanyakan gadis di dalam Seraglio belajar dan bekerja sebagai pelayan rumah tangga atau dayang-dayang. para calon selir berperan sebagai tenaga pendidik dan supervisor. setelah mencapai posisi tersebut kenaikan tingkat hanya bisa terjadi apabila mereka mampu merebut hati Valide Sultan dalam pekerjaan atau pelayanan. apabila memang berani bermain game of thrones, maka calon selir akan berusaha sekuatnya agar bisa terpilih dalam daftar favorit Valide Sultan.

turkish female praying
Pendidikan agama menjadi bagian yang penting karena latar belakang mereka sebagai non-muslim


Tidak semua gadis menginginkan hal tersebut karena persaingan, intrik dan risiko kematian yang tinggi. bekerja sebagai dayang senior dan tangan kanan para selir sudah membuat mereka mapan dan puas. pada titik tersebut biasanya sang gadis sudah tahunan tinggal di dalam Harem dan hanya berjarak beberapa tahun lagi sebelum bisa meminta kebebasan kepada sang Sultan. kebebasan merupakan hal yang besar karena seisi Seraglio Harem adalah budak.

Para gadis, calon dan juga selir adalah budak yang dibeli oleh pihak istana atau diberikan sebagai hadiah oleh pihak lainnya sebagai perpanjangan tangan mereka kepada Valide Sultan dan Padishah Sultan. karena Islam tidak memperbolehkan perbudakan maka semua gadis di dalam Seraglio berasal dari komunitas non-muslim. sebagian berasal dari kaukasus yang meliputi eropa timur termasuk rusia, georgia, circassia dan juga balkan.

Sebagian lagi berasal dari wilayah afrika dan sekitarnya. jadi isi Harem memang “bule” dan juga wanita “kulit hitam”. tidak ada wanita arab ataupun turki karena larangan untuk memperbudak sesama muslim. banyak gadis yang berakhir di Seraglio sebagai pajak badan, diculik pedagang budak atau direbut dalam perang sehingga menginginkan kebebasannya. gadis asal afrika bisa bebas setelah bekerja selama 7 tahun sedangkan gadis “eropa” setelah 9 tahun.


Kebebasan mereka dijamin dengan dokumen Kekaisaran Ottoman sehingga mereka bebas pergi kemanapun mereka inginkan. Seraglio memberikan perhiasan serta tunjangan rumah bagi odalisque yang memutuskan keluar dari Harem. bahkan mereka atas nama Padishah Sultan akan mencarikan calon suami beserta mas nikahnya apabila sang gadis menginginkannya. gadis jebolan Seraglio sangat diminati oleh pembesar dan bangsawan karena berbagai kelebihannya.

Mereka disukai karena standar kecantikan, kepintaran, kesehatan, tata bahasa dan pengetahuannya yang tinggi. mereka juga disegani karena memiliki hubungan dengan Seraglio terutama Valide Sultan yang merupakan salah satu sosok tertinggi dalam pemerintahan. suami dan keluarganya kelak bisa meminta bantuan mereka sebagai penyambung lidah yang bisa berbicara langsung dengan tokoh berpengaruh dalam pemerintahan Ottoman, suatu hal yang sangat berharga.

women in turkish dress
Maria Adelaide of France in Turkish dress, 1753 salah satu bentuk ketertarikan dunia barat dengan Harem

Tentu keluar bukan satu-satunya jalan, ada juga cara lain yang bisa ditempuh. apabila bersedia maka gadis calon selir bisa “diberikan” kepada tokoh penting yang dianggap sangat berjasa bagi Kekaisaran. pemberian seorang gadis dari Seraglio adalah bentuk penghargaan tertinggi yang bisa diberikan oleh Padishah Sultan. tentu ada syaratnya, sang gadis harus belum pernah bermalam dengan sang Sultan dan bersedia untuk dinikahkan keluar dari istana. 

Bagi para gadis ini adalah kesempatan langka untuk menjadi selir bahkan istri dari seorang tokoh yang sukses dan punya posisi yang baik dalam Kekaisaran Ottoman. mengingat persaingan yang sangat ketat di dalam Seraglio Harem, beberapa gadis merasa lebih terjamin masa depannya dengan menjadi pasangan pihak lain di luar istana. tentu tidak semua gadis berpikiran demikian, sebagian besar merasa bahwa tidak ada tempat lain yang lebih enak dari Seraglio.

Menariknya walaupun para wanita muda disebut odalisque atau calon selir sehingga terkesan dekat tetapi nyatanya mereka belum tentu pernah berada dalam satu ruangan dengan sang Sultan bahkan setelah tinggal tahunan di dalam Seraglio. hal ini terjadi karena sebutan tersebut lebih kepada status semata. nyatanya hanya sejumlah kecil yang berkesempatan menjamu sang Sultan, sisanya hanya bekerja dalam beragam profesi yang ada di dalam Harem.

Odalisque merupakan anggota resmi terbawah dalam hierarki Seraglio. mereka yang sudah dewasa namun belum juga pernah masuk ke dalam daftar favorit Valide Sultan biasanya karena dinilai kurang spesial untuk dipersembahkan kepada sang Sultan. hanya mereka yang bekerja keras, pintar serta berparas jauh di atas rata-rata yang akan menjadi bagian dari sekelompok kecil wanita yang bertanggung jawab dalam berbagai acara sang Sultan.

harem girl playing music
Pemusik adalah satu salah keahlian yang selalu dibutuhkan sebagai sarana hiburan

Kedekatan baru ini akan membuka kesempatan bagi mereka untuk mengenal dan menarik perhatian sang Sultan. cara terbaik adalah dengan membangun hubungan baik dengan Valide Sultan yang akan merekomendasikan mereka secara langsung kepada putranya. mereka yang dipilih bermalam oleh Sultan akan langsung naik tingkat dan menyandang status penuh sebagai selir. mereka tinggal di kompleks yang berbeda, tentunya lebih baik daripada asrama para odalisque.

Walaupun tampak lebih dekat dengan pusat kekuasaan tetapi ada harga yang harus dibayar. seorang selir mulai kehilangan kebebasannya dimana mereka tidak lagi bisa melayani anggota keluarga Kekaisaran, menjadi dayang-dayang bagi selir lainnya atau menjadi pengasuh anak-anak di dalam Harem. posisi mereka dilihat tidak lagi netral karena menjadi bagian dalam persaingan dimana mereka bisa menjadi pelaku ataupun korban dari berbagai intrik yang terjadi.

Para selir tinggal di dalam bilik kamar yang lebih pribadi dengan seorang teman. mereka yang belum hamil harus terus bekerja optimal dalam berbagai kegiatan, umumnya hiburan kepada Sultan dan ibu suri agar terus diberikan kepercayaan. jumlah selir tidak banyak dan dibagi ke dalam selir “biasa”, selir favorit (Ikbal) dan pasangan Sultan (Kadin). kenaikan status dan masa depan mereka sangat tergantung dari perhatian yang diberikan oleh sang Sultan kepada mereka.

Tidak hanya satu jalan seperti di atas, ada juga jalan pintas. seorang odalisque bisa memberikan hadiah yang besar kepada Valide Sultan agar bisa mendapatkan kesempatan untuk menemani sang Sultan. apabila dikabulkan maka mereka mungkin akan mendapatkan kesempatan sekali dalam seumur hidup untuk bermalam dengan sang Sultan. setelahnya ia mungkin tidak akan pernah bertemu lagi kecuali hamil dan bisa melahirkan seorang putra bagi sang Sultan.

sultan's privy chamber
Aula kediaman pribadi Sultan dimana ia menerima hiburan dan tamu anggota Kekaisaran

Setiap selir yang melahirkan anak akan menyandang status favorit (Ikbal) tetapi mereka belum tentu menerima perhatian penuh dari sang Sultan. hanya ada maksimal 4 wanita yang bisa menyandang status sebagai pasangan (Kadin), mereka merupakan wanita yang terdekat dengan sang Sultan dan biasanya sudah melahirkan seorang putra baginya. para Kadin memiliki pengaruh yang besar dalam jalannya Seraglio dan membentuk pendukung mereka sendiri di dalamnya.

Karena risiko yang semakin besar maka Kadin tinggal terpisah dalam apartemen masing-masing dan membentuk rumah tangganya sendiri. di sana mereka bisa memiliki puluhan pelayan dan dayang-dayang pribadi (para odalisque) yang mereka percaya untuk mengerjakan berbagai pekerjaan rumah tangga dan mengasuh anak-anaknya. mereka juga senantiasa dilindungi oleh kasim pengawal agar terhindar dari intrik dan usaha jahat para selir pesaing lainnya.

Tugas terberat Valide Sultan adalah mendamaikan dan menjaga keharmonisan para Kadin, Ikbal serta selir lainnya. mereka harus terus bekerja sama dan akur di mata sang Sultan serta tidak mencoba melakukan cara keji untuk menghabisi saingan-saingannya. para Kadin dan Ikbal senantiasa berada dalam bahaya karena rumah tangga mereka tidak diisi oleh keluarga melainkan para odalisque yang bisa saja dipaksa atau diperalat pihak lain untuk melakukan kejahatan.

spanish painter take on ottoman harem
Harem Scene, Quintana Olleras, 1851-1919 suasana Harem di mata pelukis spanyol

Secara fisik Valide Sultan menyerahkan urusan keamanan kepada Komandan Kasim Seraglio yang akan membagi anak buahnya untuk menjaga ketertiban. demonstrasi hukuman beserta alat yang digunakan sengaja dipajang di halaman kantor mereka untuk mencegah penghuni Harem berpikiran atau berbuat macam-macam. risiko yang jelas terhadap kelangsungan keluarga Kekaisaran membuat setiap tindak kejahatan diganjar hukuman yang lebih keras.

Kejahatan kecil sekalipun bisa berakhir pada kematian di selat Bosporus. keteledoran atau kesalahan kecil bisa berakhir dalam kerangkeng di halaman dan dipermalukan di hadapan seluruh anggota Harem. hal ini disengaja untuk mencegah kejahatan lain yang bisa berujung pada kematian. unsur keteraturan dan disiplin yang ketat merupakan modal untuk membuat rumah tangga Seraglio berfungsi secara normal di tengah panasnya intrik dan tekanan persaingan.

Berbagai institusi, pos pekerjaan, pelayanan serta struktur hierarki yang ketat di dalam Seraglio hanya dapat berjalan mulus apabila semua pihak berlaku sesuai dengan aturan. karena itu Valide Sultan selaku kepala Harem mencegah terjadinya pelanggaran aturan dan tradisi di dalam rumah tangganya bahkan terhadap sang Sultan sekalipun. karena itu berbagai imajinasi tentang Harem sebagai tempat diadakannya acara yang abnormal adalah hal yang keliru.

Padishah Sultan bermalam sendirian di apartemen pribadinya. paginya diisi kegiatan doa dan pemerintahan hingga siang. sorenya ia bisa bercengkrama dengan anggota keluarga seperti bibi, adik perempuan atau bertemu dengan salah satu Kadin dan Ikbal (selir lainnya) beserta putri dan pangeran. tetapi jarang bersama-sama kecuali dalam sebuah acara besar. dibutuhkan keteraturan untuk menjaga privasi dan menjauhkan risikonya pembunuhan yang selalu menemani.

Untuk keamanan diri sang Sultan walaupun memiliki bodyguard kasim yang menemani tetapi seorang Sultan mandi dan membersihkan dirinya sendirian tanpa bantuan pelayan. ruang mandi pribadinya memiliki pintu besi berhias emas yang dilengkapi dengan kunci sebagai perlindungan ketika sedang telanjang. memang urusan Sultan tanpa busana adalah suatu hal yang besar karena menandakan suatu kondisi dimana ia tanpa perlindungan dan paling vulnerable.

iron gate at sultan's washroom
Jeruji besi berlapis emas untuk melindungi sang Sultan yang sedang membersihkan diri

Karena itu pemikiran bahwa ada pesta maksiat di dalam Sergalio bisa dipastikan adalah imajinasi semata. tidak ada Sultan yang mau mati konyol karena terlibat dalam kegiatan berisiko tinggi dimana ia bisa didekati dan dicelakai oleh banyak pihak ketika sedang tidak berbusana serta tanpa perlindungan. karena tingginya persaingan di dalam Harem dan banyaknya pihak yang bisa diuntungkan dengan kematiannya, seorang Sultan harus selalu waspada.

Apalagi para wanita dalam Seraglio termasuk berpendidikan tinggi dalam berbagai hal termasuk agama sehingga belum tentu bersedia melakukan hal yang mereka nilai merendahkan, justru curiga apakah hal tersebut tipuan atau ujian. ada cerita tentang seorang Sultan yang menerobos masuk ke dalam pemandian selir dan terpaksa melemparkan uang emas serta mutiara ke dalam kolam pemandian hanya untuk membuat para selir bersedia nyebur ke kolam.

Sebagai tempat tinggal Seraglio memiliki sekitar 300 ruangan yang mana hampir separuhnya fungsional. ruang tidur hanya menyita sebagian kecil dimana kebanyakan para gadis yang masih belajar serta odalisque tinggal bersama dalam bangunan seperti asrama. bangunan didesain mengitari satu halaman dimana luasnya mengindikasikan status penghuninya. luas halaman asrama gadis dan odalisque termasuk sempit dan kecil dibandingkan dengan milik para selir.

Halaman odalisque lebih kecil daripada kediaman para selir, sama halnya dengan halaman kediaman favorit sultan yang lebih besar. lalu ada deretan apartemen terpisah dimana Kadin, Komandan Kasim Seraglio, anggota Kekaisaran, para pangeran dan Valide Sultan tinggal. bangunan para Kasim penjaga ada di sekitar pintu gerbang dan memiliki pandangan berlawanan dengan tempat tinggal odalisque dan selir sebagai bagian dari pengawasan serta pencegahan.

places for the new girl in harem
Halaman asrama para gadis di Seraglio yang terlihat sesak tanpa pemandangan yang baik

Hanya ada 3 bangunan yang terpisah agak jauh dalam kompleks Seraglio yakni apartemen sang Sultan yang dihubungkan dengan istana, ruang makan Kekaisaran dan kediaman Valide Sultan. dua yang tersisa adalah area rumah sakit serta ruang pemandian jenazah yang tentu dibuat agak jauh karena alasan medis. Seraglio Harem memang terisolir dari dunia luar, lebih eksklusif daripada istana sekalipun sehingga dituntut memiliki beragam fasilitasnya sendiri.

Selain dari sekolah, akademi seni dan sastra serta kaligrafi, Seraglio juga memiliki beberapa fasilitas pendukung lainnya. mulai dari tempat pemandian yang berbeda untuk para odalisque dan selir, kamar mandi khusus anggota Kekaisaran termasuk Valide Sultan dan juga Padishah. selain itu terdapat beberapa ruang hiburan, salon kecantikan hingga parlour kopi untuk mereka sendiri. semua fasilitas termasuk rumah sakit dioperasikan oleh para gadis dan odalisque secara mandiri.

Dengan pengecualian makanan yang diantarkan oleh dapur istana di bawah pimpinan Janissaries, Seraglio dituntut mampu menjalankan semua fungsinya sendiri. dari tenaga pendidik, pelayan pribadi, kebersihan ruangan, kolam pemandian, perawat tanaman, pengelola sistem penghangat musim dingin, hingga pengobatan dan perawatan di bangsal rumah sakit. ada berbagai lowongan pekerjaan yang tersedia dan harus diisi oleh para anggota Harem.

Bisa dipahami bahwa penghuni Seraglio yang berisi ratusan “selir” ternyata sebagian besar bekerja di dalam Harem sebagai pekerja rumah tangga untuk menjaganya tetap berfungsi sebagai tempat tinggal yang nyaman. hanya segelintir kecil yang berkesempatan menjadi pasangan Padishah Sultan, mereka yang beruntung pada satu waktu jarang melebihi belasan wanita yang terdiri dari para 4 Kadin dan Ikbal serta beberapa selir lainnya.

favourite concubine apartments
Halaman yang luas serta pemandangan menandakan status penghuninya, dalam hal ini selir favorit Sultan

Pada satu sisi ekstrim terdapat beberapa Sultan seperti Murad III yang memiliki hampir 50 anak dari puluhan selir-selirnya. sedangkan pada sisi ekstrim lainnya terdapat beberapa Sultan yang hanya memiliki seorang pasangan dan baru memilih yang kedua setelah ada masalah seperti anak laki-laki yang tidak kunjung selamat hingga usia dewasa. kebanyakan Sultan tetap setia dengan pasangan yang ia “nikahi” ketika masih berstatus pangeran.

Pandangan bahwa semua Sultan menyukai poligami tidaklah tepat, bagi sebagian dari mereka hal tersebut terlihat lebih mirip tugas daripada pilihan. beberapa Sultan diketahui dipaksa oleh ibu suri dan saudarinya untuk berhubungan dengan beberapa selir untuk memastikan kelahiran penerus dinasti Ottoman. hal tersebut menjadi awal mula dari bencana, persaingan yang kemudian terjadi seringkali berakhir dengan kematian dan trauma bagi semua pihak yang terlibat.

Sensus penduduk Istanbul abad ke 17 menunjukkan dari 1242 pria, 1147 memiliki satu istri. 84 pria dengan 2 istri, 7 pria dengan 3 istri dan hanya 4 pria dengan 4 istri. hal ini berlanjut hingga abad ke 19, diketahui via dokumen warisan dari 361 pria, sebanyak 353 memiliki hubungan monogami (beristri satu). hal ini terjadi karena keinginan untuk mewariskan estate dan kekayaan keluarga secara utuh kepada generasi berikutnya yang hanya mungkin dengan satu orang pasangan.

Sebab dari poligami sendiri bagi Sultan Ottoman karena mereka lebih banyak berdarah “eropa” daripada Turki. sejak moyangnya menikah dengan putri-putri kerajaan eropa dan para kakeknya menikah dengan budak asal kaukasus, maka anak cicit mereka secara genetik mirip dengan orang eropa timur. karena itu pasangan Kekaisaran Ottoman sesama “bule” semakin lama relatif kurang subur seperti halnya pasangan Kerajaan eropa lainnya.

Sedemikian jauh mereka dari asalnya sebagai orang Turki sehingga para Padishah Sultan memiliki kulit putih pucat, hidung mancung, mata biru dan juga terkadang rambut pirang. ketika Ottoman menguasai wilayah balkan, anatolia, siria, mesir, afrika utara dan juga arab sebagai Kekaisaran Turkic ternyata penguasanya lebih mirip orang eropa daripada Turki. apalagi pemerintahan mereka dikuasai oleh budak kasim kulit putih beserta Janissaries yang bukan orang asli Turki.

sultans favourite enjoying cofee
Wanita di dalam Harem bersama pelayannya, keduanya bukan penduduk asli Turki

Tradisi dalam Seraglio bertahan hingga era Ahmed I yang naik takhta 1603. ketika itu Mustafa I adiknya dibiarkan hidup karena memiliki gangguan mental sehingga dianggap tidak berbahaya. alasan lainnya karena sang Sultan belum memiliki putra sehingga adiknya berfungsi sebagai cadangan. memang para Padishah dan Valide Sultan tidak selalu memberikan perintah “pembersihan”, cenderung menyerahkannya kepada putra mahkota.

Uniknya para duta besar eropa melihat bahwa Ahmed I betulan menyukai adiknya sehingga tidak mungkin menyakitinya. ketika sang Sultan wafat untuk pertama kalinya Kekaisaran Ottoman dirudung masalah suksesi. setelah sekian ratus tahun terbiasa dengan satu orang calon, sekarang ada beberapa pangeran yang memiliki klaim yang sama. akhirnya mereka memilih Mustafa I daripada Osman anak Ahmed I karena lebih bisa diajak bekerjasama.

Hal tersebut kemudian memunculkan tradisi baru untuk memilih anggota Kekaisaran tertua sebagai Sultan. hal ini secara resmi mengakhiri tradisi pembunuhan dimana sekarang para pangeran dibiarkan hidup setelah suksesi terjadi walaupun seberapa bebas dan apakah diijinkan keluar sangat tergantung dari sang Sultan yang berkuasa. di era Selim III tradisi paman diangkat menjadi Sultan sudah dianggap wajar, ia sendiri naik takhta setelah pamannya meninggal.

Kematian Selim III pada 28 July 1808 menjadi babak akhir dari Seraglio. ia menjadi 1-1nya Sultan Ottoman yang dihabisi dengan pedang. pembunuhan yang berlangsung di dalam Seraglio tersebut membuat kompleks Harem tidak lagi disukai. Sultan setelahnya memilih tinggal di istana lain yang lebih mudah mereka kontrol dan amankan. hal ini membuat fungsi serta keunikan budaya dari Seraglio Harem istana Topkapi perlahan memudar dan hilang.

Sultan Abdulmejid paint of his wife
Lukisan salah satu selir yang dibuat oleh sang Sultan Abdulmejid II sendiri


Hilangnya institusi Harem Kekaisaran istana Topkapi tidak membuat para Sultan Ottoman berikutnya mampu bangkit dari keterpurukan. pada akhirnya sejarah mencatat bahwa Seraglio yang dibuat untuk menjamin masa depan keberlangsungan dinasti justru menjadi penyebab stagnasi dan kejatuhan Kekaisaran dari dalam. para calon Padishah Sultan yang tumbuh terkurung selama 20 hingga 30 tahun lebih seringkali tumbuh sebagai pribadi yang bermasalah.

Kebanyakan putus asa karena tidak menentunya nasib mereka yang bisa mati kapan saja tergantung dari intrik antar selir di dalam Harem. dalam situasi yang seperti itu mereka mencari pelepasan dengan obat bius dan sebagainya untuk melewati hari. pemberian obat bius juga merupakan salah satu senjata para selir untuk menamatkan anak selir lainnya sehingga terhindar dari kemungkinan suksesi karena fisik dan pikirannya menjadi terganggu.

Apabila pada awalnya para calon Sultan terlatih dengan praktik langsung di wilayah Kekaisaran untuk memerintah dan mengatasi konflik sehingga menguasai urusan politik, militer dan kenegarawanan, Sultan generasi Seraglio rata-rata tidak tertarik dengan urusan pemerintahan. apabila ada yang tertarik sekalipun mereka tidak mampu melaksanakannya karena kurangnya pengalaman sebab mereka baru bisa keluar dari Harem di usianya yang sudah tidak lagi muda.

Walaupun menjadi sumber imajinasi sebagai sebuah tempat dimana pria berkuasa atas wanita, tetapi Harem Kekaisaran pada kenyataannya justru menjadi alat kekuasaan bagi wanita untuk menguasai pria dan pemerintahan. para Valide Sultan dengan sengaja memilih Sultan penerus yang lemah agar bisa diatur olehnya untuk menjamin kelanggengan kekuasaan dan kekayaan dirinya di dalam Seraglio. institusi Seraglio praktis menjadi kasus pagar makan tanaman.