Penggunaan Tanda Baca : Materi Lengkap √ Bahasa Indonesia

Ejaan yang disempurnakan atau yang lebih dikenal dengan singkatan EYD adalah ejaan yang mulai resmi dipakai dan digunakan di Indonesia tanngal 16 agustus 1972. Ejaan ini masih tetap digunakan hingga saat ini. EYD adalah rangkaian aturan yang wajib digunakan dan ditaati dalam tulisan bahasa indonesia resmi. EYD mencakup penggunaan dalam penggunaan macam-macam huruf, huruf besar (kapital), huruf miring, tanda baca, penulisan kata dan unsur serapan.

Penggunaan Tanda Baca

Pengertian Tanda Baca

Tanda baca adalah simbol atau tanda yang digunakan untuk memberi isyarat kepada pembaca supaya melakukan sesuatu dalam bacaan untuk memperjelas makna dari kalimat. Ia diletakkan di tempat-tempat tertentu dalam kalimat berdasarkan tujuan dan kecocokannya.

Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis.

Tanda baca sering sekali luput dalam perhatian kita ketika menulis. Tanpa sadar kita sering sekali salah dalam menggunakan tanda baca atau bahkan tidak menggunakannya sama sekali. Padahal penggunaan tanda baca adalah salah satu indikator baku tidaknya kalimat tersebut. Ada banyak sekali tanda baca yang bisa kita gunakan, diantaranya adalah titik, koma, tanya, dan lain-lain.

Macam-macam Tanda Baca

Tanda Baca adalah rambu-rambu tanda yang berfungsi untuk memahami suatu teks bacaan. Adapun macam-macam tanda baca yaitu:

Tanda Titik .

Tanda titik adalah tanda baca yang digunakan untuk menandai akhir dari sebuah kalimat dalam berbagai bahasa. Tanda ini terdiri atas titik kecil yang ditempatkan di akhir suatu baris dari sebuah kalimat, seperti di akhir kalimat. Adapun jenis-jenis tanda titik adalah sebagai berikut.

  1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
    Contoh:
    • Saya suka makan nasi.
    • Hana menanyakan kapan ayahnya akan pulang.
    • Ayahku tinggal di Solo.
    • Biarlah mereka duduk di sana.
    • Dia menanyakan siapa yang akan datang.
    • Muhayat sedang mengetik.
    • Ina’ul sedang bernyanyi.

Tanda titik tidak digunakan pada akhir kalimat yang unsur akhirnya sudah bertanda titik.
Contoh:

    • Buku itu disusun oleh Drs. Sudjatmiko, M.A.
    • Dia memerlukan meja, kursi, dsb.
    • Dia mengatakan, “kaki saya sakit.”
  1. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
    Contoh:
    • Irwan S. Gatot
    • George W. Bush
    • Malik
    • Shomad
    • Rahman

Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh:

    • Dwiki Halla Saputra
    • Azis Setiawan
    • Toni Mustakim
  1. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
    Contoh:
    • Dr. (doktor)
    • S.E. (sarjana ekonomi)
    • Kol. (kolonel)
    • Bpk. (bapak)
    • Proff. Daniel
    • KH. Abdurrahman
    • Jend. Sudirman
    • Proff. Dr. Ir. KH. Andre Pradana, S hum. M hum.
    • Ir. Gatot Subroto M.ag
  1. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
    Contoh:
    • dll. (dan lain-lain)
    • dsb. (dan sebagainya)
    • tgl. (tanggal)
    • hlm. (halaman)
    • a.n (atas nama)
    • dkk. (dan kawa-kawan)
  1. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
    Contoh:
    • Jam 7.10.12 (jam 7 lebih 10 menit 12 detik)
    • 20.30 jam (20 menit, 30 detik)
    • Jam 06.30.10 (jam 6 lebih 30 menit 10 detik)
    • Jam 09.10.05 (jam 9 lebih 10 menit 05 detik)
  1. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya dan mata uang yang menunjukkan suatu jumlah.
    Contoh:
    • Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
    • Jumlah peserta yang hadir adalah 1.870.500.
    • Siswa yang lulus masuk perguruan tinggi negeri 000orang.
    • Penduduk Jakarta lebih dari 000.000orang.
    • Ibu membeli ikan seharga Rp75.500,00
  1. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan, kelipatannya, atau tanggal yang tidak menunjukkan jumlah.
    Contoh:
    • Nama Ivan terdapat pada halaman 210 dan dicetak tebal.
    • Nomor Giro 033983 telah saya berikan kepada Mamat.
    • Inaul Fitria lahir pada 30 September 1996.
    • Nomor Hpnya Ahmat Muhayat itu 083854521369.
    • Dia lahir pada tahun 1956di Bandung.
  1. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
    Contoh:
    • DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
    • SMA (Sekolah Menengah Atas)
    • PT (Perseroan Terbatas)
    • WHO (World Health Organization)
    • UUD (Undang-Undang Dasar)
    • SIM (Surat Izin Mengemudi)
    • Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
    • rapim (rapat pimpinan)
  1. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang dibawah ribuan.
    Contoh:
    • Cu (tembaga)
    • O2
    • Ca
    • Kg
    • Cm
    • 52 cm
    • Rp350,00
  1. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
    Contoh:
    • Acara Kunjungan Menteri Pendidikan Nasional
    • Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD 1945)
    • Salah Asuhan
    • Ayat Ayat Cinta
    • Cintaku Digondol Kucing
    • Cara Menanam Padi
    • Artikel tentang Kesehatan
  1. Tanda titik digunakan untuk penanda angka atau huruf pada bagan, ikhtisar ataupun bagan.
    Contoh:
    • A. Penggunaan Tanda Baca Sesuai EYD
      1. Penggunaan Tanda Titik
      2. Penggunaan Tanda Koma
      3. Penggunaan Tanda Tanya, dst.
    • II. Manajemen Pembelajaran
      A. Perencanaan
      B. Pelaksanaan
      C. Penilaian/Evaluasi
    • VI. Departemen Dalam Negeri
      A. Direktoral Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa
      B. Direktoral Jenderal Agraria
          1. …

Jika berupa angka, maka urutan angka itu dapat disusun sebagai berikut dan tanda titik tidak dipakai pada akhir sistem desimal.
Contoh:

    • 1
    • 2.1
    • 2
    • 2.1.2
  1. Tanda titik digunakan dalam penulisan daftar pustaka untuk memisahkan nama penulis, tahun, judul buku, dan lain-lain.
    Contoh:
    • Nugraha, Aria. 2015. Panduan Menggunakan Tanda Baca Sesuai EYD.Bandar Lampung: Bintang Pustaka.
    • Alwi, Hasan, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltevreden: Balai Poestaka.
  1. Tanda titik tidak digunakan untuk alamat pengirim maupun penerima surat.
    Contoh:
    • Yth. Bpk. Hilmy musta’in Saputra
      Jln. Pacar Keling 2/10
      Surabaya
    • Yth. Bpk. Moh. Hasan
      Jalan Arif Rahmad 43
      Palembang

Tanda Koma ,

Tanda koma adalah tanda baca yang memiliki bentuk mirip tanda petik tunggal tapi diletakkan di garis dasar teks. Beberapa jenis huruf menggambarkannya sebagai suatu garis kecil yang agak melengkung atau kadang lurus, atau seperti angka sembilan yang diisi bagian lubangnya.Tanda koma digunakan dalam banyak konteks dan bahasa, umumnya sebagai pemisah. Adapun jenis-jenis dari tanda koma adalah sebagai berikut.

  1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
    Contoh:
    • Saya menjual baju, celana, dan topi.
    • Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
    • Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko.
    • Ibu membeli macam-macam sayuran seperti kangkung, bayam, wortel, dan lobak.
    • Filda pergi ke super market membeli es krim, cokelat, permen.
    • Urutan satu, dua, tiga silahkan masuk.

Catatan:
Dengan koma sebelum “dan”, Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan. Catatan: tanpa koma sebelum “dan”.

  1. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
    Contoh:
    • Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
    • Ivonda tidak jadi pergi ke Madura, akan tetapi pergi ke bali.
    • Abdullah ingin pergi ke pare, tapi dia harus ngajar ngaji.
    • Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim.
  1. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
    Contoh:
    • Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
    • Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
    • Karena mendadak sakit, Adiba tidak jadi liburan.
    • Karena harga bensin akan naik, banyak orang yang membeli bensin.

Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh:

    • Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
    • Adiba tidak jadi liburan karena mendadak sakit.
    • Banyak orang yang membeli bensin karena harga bensin akan naik.
  1. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
    Contoh:
    • Oleh karena itu, kamu harus datang.
    • Jadi, saya tidak jadi datang.
    • Oleh karena itu, aku harus rajin belajar.
    • Dora rajin belajar, oleh karena itu dia selalu mendapat nilai bagus.
    • Penjual bakso itu selalu bersyukur, mekipun dagangannya sepi pembeli.
  1. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
    Contoh:
    • O, begitu.
    • Wah, bukan main.
    • Wah, indah sekali pemandangan itu.
    • Hey, kamu kok cantik sekali.
    • Wah, saya kok ngganteng sekali ya.
  1. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
    Contoh:
    • Kata adik, “Saya sedih sekali”.
    • Kata Ibu, “Saya gembira sekali.”
    • “Saya gembira sekali,” kata Ibu, “karena lulus ujian.”
    • Pak Hilmy berkata, “Sesuatu yang banyak pembelaan itu biasanya lemah”
    • Pak Ezith berkata, “ Tabunglah teori sebanyak-banyaknya”
    • Ibu berkata, “Ambilkan baju itu!”
  1. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
    Contoh:
    • Medan, 18 Juni 1984
    • Medan, Indonesia.
    • Aku bertempat tinggal di Jalan Merdeka, Tanjung Bintang, Bandar Lampung, Lampung.
    • Bpk. Andre, Jalan Jeruk no 8, Kecamatan Mangga, Surabaya, Indonesia.
    • Tulungagung, 5 Januari 2009.
  1. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
    Contoh:
    • Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.
    • Muhayat, Ahmat. 2004, Seluk Beluk Linguistik, Surabaya: Gramedia Press.
    • Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta: Restu Agung.
    • Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1. Jakarta: Pusat Bahasa.
    • Junus, H. Mahmud. 1973. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Alquran
  1. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
    Contoh:
    • Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
    • Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta: Restu Agung.
    • Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1. Jakarta: Pusat Bahasa.
    • Junus, H. Mahmud. 1973. Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Alquran
    • Poerwadarminta, W.J.S. Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang(Jogjakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4.
  1. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
    Contoh:
    • Rinto Jiang, S.E.
    • Bpk. Ratulangi, S.E.
    • Ny. Khadijah, M.A.
    • Bambang Irawan, S.H.
    • Siti Aminah, S.E., M.M.
  1. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
    Contoh:
    • 33,5 m
    • Rp10,50
    • 12,5 m
    • 27,3 kg
    • Rp500,50
    • Rp750,00
  1. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
    Contoh:
    • Pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
    • Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.
    • Di daerah kami, misalnya, masih banyak orang laki-laki yang makan sirih.
    • Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, mengikuti latihan paduan suara.

Catatan:
Bandingkan dengan keterangan pewatas yang pemakaiannya tidak diapit dengan tanda koma.
Misalnya:

    • Semua siswa yang lulus ujian akan mendapat ijazah.
  1. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
    Contoh:
    • Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
    • Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa-bahasa di kawasan nusantara ini.
    • Atas perhatian Saudara, kami ucapan terima kasih.
    • Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terimakasih.

Catatan:

    • Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa.
    • Kami ucapkan terima kasih atas perhatian Saudara.
  1. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
    Contoh:
    • “Di mana Rex tinggal?” tanya Stepheen.
    • “Masuk!” perintah petugas keamanan.

Tanda Titik Koma ;

Tanda titik koma adalah tanda baca dengan beberapa penggunaan, terutama untuk jeda pada kalimat dan pemotongan pada suatu daftar. Dalam bahasa Inggris, semicolon, istilah bahasa Inggris untuk tanda titik koma, digunakan secara umum mulai tahun 1591. Ben Jonson adalah penulis berbahasa Inggris terkemuka pertama yang menggunakan tanda ini dengan sistematis. Berikut macam-macam tanda titik koma.

  1. Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk setara.
    Contoh:
    • Hari sudah malam; anak anak masih membaca buku buku yang baru dibeli ayahnya.
    • Ayah mengurus tanaman di kebun; Ibu menulis makalah di ruang kerjanya; Adik membaca di teras depan; saya sendiri asyik memetik gitar menyanyikan puisi-puisi penyair kesayanganku.
  1. Tanda titik koma digunakan untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat yang berupa frasa atau kelompok kata. Dalam hubungan itu, sebelum perincian terakhir tidak perlu digunakan kata dan.
    Contoh:
    • Persyaratan mendaftar polisi adalah sebagai berikut.
      1) Sehat jasmani dan rohani;
      2) Bekewarganegaraan Indonesia;
      3) Mematuhi peraturan yang ada.
    • Syarat syarat penerimaan pegawai negeri sipil di lembaga ini:
      1) berkewarganegaraan Indonesia;
      2) berijazah sarjana S1 sekurang-kurangnya;
      3) berbadan sehat;
      4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  1. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan dua kalimat setara atau lebih apabila unsur-unsur setiap bagian itu dipisah oleh tanda baca dan kata hubung.
    Contoh:
    • Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaos; pisang, apel, dan jeruk.
    • Agenda rapat ini meliputi pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara; penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program kerja; pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi.

Tanda Titi Dua :

Tanda titik dua adalah tanda baca yang dilambangkan dengan dua titik berukuran sama yang diletakkan di tengah garis vertikal yang sama. Seperti halnya tanda baca lain, penggunaan tanda titik dua bervariasi antara berbagai bahasa dan bahkan pada bahasa yang sama pada periode yang berbeda. Sebagai aturan umum, tanda titik dua memberitahukan pembaca bahwa uraian setelah tanda ini memberi bukti dan menjelaskan, atau merupakan unsur dari apa yang sudah dijelaskan sebelum tanda tersebut. Adapun macam-macam tanda titik dua sebagai berikut.

  1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti rangkaian atau pemerian.
    Contoh:
    • Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
    • Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau mati.

Catatan:
Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya:

    • Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
    • Fakultas itu mempunyai Jurusan Ekonomi Umum dan Jurusan Ekonomi Perusahaan
  1. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
    Contoh:
    • Ketua : Ahmad Wijaya
      Sekretaris : Siti Aryani
      Bendahara : Aulia Arimbi
    • Tempat : Ruang Sidang Nusantara
      Pembawa Acara : Bambang S.
      Hari, tanggal : Selasa, 20 Oktober 2016
      Waktu : 09.00-10.00
  1. Tanda titik dua dapat dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
    Contoh:
    • Ibu : “Bawa kapor ini, Nak!”
      Amir : “Baik, Bu”
      Ibu : “Jangan lupa, letakkan baik-baik!”
  1. Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) bab dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
    Contoh:
    • Horison, XLIII, No. 8/2008: 8
    • Surah Yasin: 9
    • Dari Pemburu ke Terapeutik: Antologi Cerpen Nusantara Pedoman Umum Pembentukan Istilah Edisi Ketiga. Jakarta: Pusat Bahas

Tanda Hubung –

Tanda hubung atau adalah tanda baca yang digunakan untuk menghubungkan dua kata atau memisahkan dua suku kata. Berikut macam-macam tanda hubung.

  1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris.
    Contoh:
    • Di samping cara lama diterapkan juga ca-
      ra baru ….
    • Sebagaimana kata peribahasa, tak ada ga-
      ding yang takretak.
  1. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata yang mengikutinya atau akhiran dengan bagian kata yang mendahuluinya pada pergantian baris.
    Contoh:
    • Kini ada cara yang baru untuk meng-
      ukur panas.
    • Kukuran baru ini memudahkan kita me-
      ngukur kelapa.
    • Senjata ini merupakan sarana pertahan-
      an yang canggih.
  1. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.
    Contoh:
    • anak-anak
    • berulang-ulang
    • kemerah-merahan
  1. Tanda hubung digunakan untuk menyambung bagian-bagian tanggal dan huruf dalam kata yang dieja satu-satu.
    Contoh:
    • 8-4-2008
    • p-a-n-i-t-i-a
  1. Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (a) hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan dan (b) penghilangan bagian frasa atau kelompok kata.
    Contoh
    • ber-evolusi
    • dua-puluh ribuan (20 x 1.000)
    • tanggung-jawab-dan-kesetiakawanan sosial (tanggung jawab sosial dan kesetiakawanan sosial)
    • Karyawan boleh mengajak anak-istri ke acara pertemuan besok

Bandingkan dengan:

    • be-revolusi
    • dua-puluh-ribuan (1 x 20.000)
    • tanggung jawab dan kesetiakawanan sosial
  1. Tanda hubung dipakai untuk merangkai:
    1. se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital,
    2. ke- dengan angka,
    3. angka dengan –an,
    4. kata atau imbuhan dengan singkatan berhuruf kapital,
    5. kata ganti yang berbentuk imbuhan, dan
    6. gabungan kata yang merupakan kesatuan.

Contoh tanda hubung:

    • se-Indonesia
    • peringkat ke-2
    • tahun 1950-an
    • hari-H
    • sinar-X
    • mem-PHK-kan
    • ciptaan-Nya
    • atas rahmat-Mu
    • Bandara Sukarno-Hatta
    • alat pandang-dengar
  1. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
    Contoh:
    • di-smash
    • di-mark-up
    • pen-tackle-an

Tanda Pisah –

Tanda pisah (bahasa Inggris: dash) adalah tanda baca yang secara tampilan mirip dengan tanda hubung, tapi lebih panjang dan memiliki fungsi yang berbeda. Ada dua simbol paling umum dari tanda ini, yaitu “–” (bahasa Inggris: en dash yang lebarnya kurang lebih sama dengan huruf kapital “N”) dan “—” (bahasa Inggris: em dash yang lebarnya kurang lebih sama dengan huruf kapital “M”). Adapun macam-macam tanda pisah sebagai berikut.

  1. Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun utama kalimat.
    Contoh:
    • Kemerdekaan itu—hak segala bangsa—harus dipertahankan.
    • Keberhasilan itu–saya yakin–dapat dicapai kalau kita mau berusaha keras.
  1. Tanda pisah dipakai untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.
    Contoh:
    • Rangkaian temuan ini–evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom–telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
    • Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia–amanat Sumpah Pemuda–harus terus ditingkatkan
  1. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan arti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
    Contoh:
    • Tahun 1928–2008
    • Tanggal 5–10 April 2008
    • Jakarta–Bandung

Catatan:
Tanda pisah tunggal dapat digunakan untuk memisahkan keterangan tambahan pada akhir kalimat.
Contoh:

    • Kita memerlukan alat tulis–pena, pensil, dan kertas.
    • (Bandingkan dengan Bab III, Huruf D, kaidah 1.)

Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.

Tanda Tanya ?

Tanda tanya adalah salah satu tanda baca yang digunakan untuk menandakan akhir kalimat pada kalimat pertanyaan. Adapun macam-macam tanda tanya sebagai berikut.

  1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
    Contoh:
    • Kapan dia berangkat?
    • Saudara tahu, bukan?
  1. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
    Contoh:
    • Dia dilahirkan pada tahun 1963 (?).
    • Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

Tanda Seru !

Tanda seru adalah tanda baca yang biasanya digunakan setelah suatu interjeksi atau kalimat seruan untuk menunjukkan perasaan atau suara tinggi dan sering menandai akhir suatu kalimat. Tanda seru umum ditemukan di berbagai bahasa dan sistem tulisan, meskipun dengan variasi makna dan simbol.

Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun emosi yang kuat.
Contoh:

  • Alangkah indahnya taman laut ini!
  • Bersihkan kamar itu sekarang juga!
  • Sampai hati benar dia meninggalkan istrinya!
  • Merdeka!

Tanda Elipsis (…)

Tanda elipsis (bahasa Yunani: élleipsis, “penghilangan”) adalah tanda baca yang biasanya menandai penghilangan sengaja suatu kata atau frasa dari teks aslinya. Tanda ini dapat menunjukkan jeda pada pembicaraan, pikiran yang belum selesai, atau, pada akhir kalimat, penurunan volume menuju kesenyapan (aposiopesis). Simbol untuk tanda elipsis adalah rangkaian tiga tanda titik (…) atau suatu glif yang berupa tiga bintik (…).

Adapun macam-macam tanda elipsis sebagai berikut.

  1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
    Contoh:
    • Kalau begitu …, marilah kita laksanakan.
    • Jika Saudara setuju dengan harga itu …, pembayarannya akan segera kami lakukan.
  1. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan.
    Contoh:
    • Sebab-sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.
    • Pengetahuan dan pengalaman kita … masih sangat terbatas.

Catatan:

  1. Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
  2. Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai 4 tanda titik: 3 tanda titik untuk menandai penghilangan teks dan 1 tanda titik untuk menandai akhir kalimat.
  3. Tanda elipsis pada akhir kalimat tidak diikuti dengan spasi.

Contoh:
Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan cermat ….

Tanda Petik ”

Tanda petik atau tanda kutip (bahasa Inggris: quotation mark) adalah tanda baca yang digunakan secara berpasangan untuk menandai ucapan, kutipan, frasa, atau kata. Ada dua jenis tanda petik, yaitu tunggal (‘. . .’) dan ganda (“. . .”). Dalam bahasa Indonesia, istilah tanda petik umumnya merujuk pada tanda petik ganda atau disebut juga tanda petik dua. Sedangkan istilah tanda petik tunggal biasanya disebut secara spesifik.

Tergantung pada jenis huruf, tanda kutip pembuka dan penutup bisa berbentuk serupa atau berbeda antara kiri (pembuka) dan kanan (penutup). Tanda petik penutup mirip dengan tanda penyingkat (apostrof), simbol prima, dan juga dengan tanda dito, meskipun keempatnya memiliki fungsi yang berbeda. Adapun macam-macam tanda petik sebagai berikut.

  1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
    Contoh:
    • Pasal 36 UUD 1945 menyatakan, “Bahasa negara ialah bahasa Indonesia. “
    • Ibu berkata, “Paman berangkat besok pagi. “
    • “Saya belum siap,” kata dia, “tunggu sebentar!”
  1. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
    Contoh:
    • Sajak “Pahlawanku” terdapat pada halaman 5 buku itu.
    • Saya sedang membaca “Peningkatan Mutu Daya Ungkap Bahasa Indonesia” dalam buku Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Madani.
    • Bacalah “Penggunaan Tanda Baca” dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
    • “Makalah “Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif” menarik perhatian peserta seminar.
  1. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
    Contoh:
    • Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja.
    • Dia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama “cutbrai”.

Catatan Tanda petik:

1) Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.

Contoh:

  • Kata dia, “Saya juga minta satu.”
  • Dia bertanya, “Apakah saya boleh ikut?”

2) Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.

Contoh:

  • Bang Komar sering disebut “pahlawan”; ia sendiri tidak tahu sebabnya.
  • Karena warna kulitnya, dia mendapat julukan “Si Hitam”.

3) Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.

4) Tanda petik ” dapat digunakan sebagai pengganti idem atau sda. (sama dengan di atas) atau kelompok kata di atasnya dalam penyajian yang berbentuk daftar.
Contoh:

 Zaman  bukan   Jaman
 Asas  “  Azas
 Plaza  “  Plasa
Jadwal Jadual
Bus Bis

Tanda Petik Tunggal ‘

  1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan lain.
    Contoh:
    • Tanya dia, “Kaudengar bunyi ‘kring kring’ tadi?”
    • “Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang’, dan rasa letihku lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan.
  1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan.
    Contoh:
    • Terpandai ‘paling’ pandai.
    • Retina ‘dinding mata sebelah dalam’.
    • Mengambil langkah seribu ‘lari pontang panting’.
  1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata atau ungkapan bahasa daerah atau bahasa asing (Lihat pemakaian tanda kurung, Bab III, Huruf M).
    Contoh:
    • Feed-back ‘balikan’
    • Dress rehearsal ‘geladi bersih’
    • Tadulako ‘panglima’

Tanda Kurung ( )

Tanda kurung (bahasa Inggris: bracket) adalah tanda baca yang digunakan secara berpasangan (kurung buka dan kurung tutup) untuk memisahkan atau menyisipkan teks ke dalam teks lain. Adapu macam-macam tanda kurung sebagai berikut.

  1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
    Contoh:
    • Anak itu tidak memiliki KTP (kartu tanda penduduk).
    • Dia tidak membawa SIM (surat izin mengemudi).

Catatan:
Dalam penulisan didahulukan bentuk lengkap setelah itu bentuk singkatnya.
Contoh:

    • Saya sedang mengurus perpanjangan kartu tanda penduduk (KTP). KTP itu merupakan tanda pengenal dalam berbagai keperluan.
  1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.
    Contoh:
    • Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
    • Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru pasar dalam negeri.
  1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
    Contoh:
    • Kata cocainediserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
    • Pejalan kaki itu berasal dari (Kota) Surabaya.
  1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit angka atau huruf yang memerinci urutan keterangan.
    Contoh:
    • Faktor produksi menyangkut masalah (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c) tenaga kerja.
    • Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan (1) akta kelahiran, (2) ijazah terakhir, dan (3) surat keterangan kesehatan.

Catatan:
Tanda kurung tunggal dapat dipakai untuk mengiringi angka atau huruf yang menyatakan perincian yang disusun ke bawah.
Contoh:

  • Kemarin kakak saya membeli
    1) buku,
    2) pensil, dan
    3) tas sekolah.

Tanda Kurung Siku [ ]

Tanda kurung (bahasa Inggris: bracket) adalah tanda baca yang digunakan secara berpasangan (kurung buka dan kurung tutup) untuk memisahkan atau menyisipkan teks ke dalam teks lain.

  1. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
    Contoh:
    • Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
    • Ia memberikan uang [kepada] anaknya.
    • Ulang tahun [hari kemerdekaan] Republik Indonesia jatuh pada hari Selasa.
  1. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
    Contoh:
    • Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.

Tanda Garis Miring /

Tanda garis miring adalah tanda baca yang berbentuk garis hampir vertikal yang bagian atasnya agak condong ke sebelah kanan dan bagian bawahnya ke sebelah kiri garis vertikal.

Adapun macam-macam tanda garis miring sebagai berikut.

  1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau tahun ajaran.
    Contoh:
    • No. 7/PK/2008
    • Jalan Kramat III/10
    • tahun ajaran 2008/2009
  1. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap, dan ataupun.
    Contoh:
    • dikirimkan lewat darat/laut(dikirimkan lewat darat atau laut)
    • harganya Rp25,00/lembar(harganya Rp25,00 tiap lembar)

Catatan:
Tanda garis miring ganda (//) dapat digunakan untuk membatasi penggalan-penggalan dalam kalimat untuk memudahkan pembacaan naskah.

Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)

Tanda penyingkat atau apostrof adalah tanda baca pada bahasa yang menggunakan alfabet Latin atau alfabet tertentu lainnya.

Tanda ini mirip dengan penutup tanda petik tunggal dan juga dengan simbol prima, meskipun memiliki fungsi yang berbeda.

Contoh:

  • Ali ‘kan kusurati. (‘kan = akan)
  • Malam ‘lah tiba. (‘lah = telah)
  • 1 Januari ’88(’88 = 1988)

Kesimpulan

Tanda baca adalah simbol atau tanda yang digunakan untuk memberi isyarat kepada pembaca supaya melakukan sesuatu dalam bacaan untuk memperjelas makna dari kalimat. Ia diletakkan di tempat-tempat tertentu dalam kalimat berdasarkan tujuan dan kecocokannya.

Tanda baca sering sekali luput dalam perhatian kita ketika menulis. Tanpa sadar kita sering sekali salah dalam menggunakan tanda baca atau bahkan tidak menggunakannya sama sekali. Padahal penggunaan tanda baca adalah salah satu indikator baku tidaknya kalimat tersebut. Ada banyak sekali tanda baca yang bisa kita gunakan, diantaranya adalah titik, koma, tanya, dan lain-lain.

Demikian penjelasan dari saya tentang tanda baca secara lengkap. Cukup lelah ya membacanya ? sama saja juga sebagai orang yang menulisnya :D… Semoga tulisan ini bermanfaat bagi Anda. Terimakasih atas kunjungannya.