Masuknya Hindu-Buddha Di Indonesia Berdasarkan Sumber Sejarahnya

Halo. siswa-siswi hebat semuanya, kamu tahu tidak kalau Indonesia oleh UNESCO dianggap sebagai negara Super power dalam bidang kebudayaan? Hal tersebut tidak terlepas dari keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Salah satu keberagaman yang patut kita syukuri adalah terkait kehidupan beragama di Indonesia yang sangat menjaga toleransi diantara pemeluknya. Beberapa agama yang diakui oleh negara adalah Hindu dan Budha. Kajian sejarah mencatat perjalanan panjang hingga dua agama tersebut dapat sampai di kepulauan Nusantara.

Sumber Sejarah Masuknya Hindu-Budha ke Indonesia

Diskusi dan perdebatan mengenai kedatangan kedua agama tersebut ke Nusantara menambah khasanah kajian sejarah di Indonesia. Nah dalam artikel ini, kita akan membahas tentang kedatangan agama Hindu Budha ke Nusantara. Fokus pembahasan akan meliputi mengenai teori-teori kedatangan, perkembangan, dan proses akulturasi kebudayaan Hindu Budha dengan kebudayaan masyarakat lokal di Nusantara. Ayo terus simak penjelasannya, pasti akan seru deh dan kalian akan menemukan hal-hal yang baru dalam artikel ini!

Sumber Sejarah Masuknya Hindu-Budha ke Indonesia

Ada dua hal yang harus kita ketahui jika ingin membahas masuknya agama dan kebudayaan Hindu Budha ke Nusantara. Pertama, kita perlu membicarakan sumber-sumber sejarah yang menjelaskan tentang kedatangan atau interaksi bangsa India dengan masayarakat lokal. Sumber sejarah yang dimaksud meliputi sumber tertulis, benda, maupun lisan. Kedua, kita perlu juga membahas mengenai teori-teori kedatangan kebudayaan Hindu Budha ke Nusantara. Maka dari itu, pada uraian materi akan dibahas tentang sumber-sumber sejarah dan teori-teori yang menjelaskan kedatangan Bangsa India ke Nusantara.

  1. Sumber Dari India

Bukti adanya hubungan dagang tersebut dapat diketahui dari kitab Jataka dan kitab Ramayana tetapi tidak menyebutkan kapan India mengenal Indonesia. Kitab sastra india yang dapat dipercaya adalah Kitab Mahaniddesa yang memberi petunjuk bahwa masyarakat india telah mengenal beberapa tempat di Indonesia pada abad ke-3 Masehi. Dalam kitab Geograpihike yang ditulis pada abad ke-2 juga disebutkan telah ada hubungan dagang antara india dan Indonesia. Dari kedua keterangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara intensif terjadinya hubungan dagang antara Indonesia dan india mulai abad-abad tersebut (abad ke 2-3 Masehi).

  1. Sumber Dari Cina

Hubungan Indonesia dengan cina diperkirakan telah berkembang pada abad ke-5. Bukti-bukti yang memperkuat hubungan itu di antaranya adalah perjalanan seorang pendeta budha, fahien. Pada sekitar tahun 413 M, Fa Hien melakukan perjalanan dari india ke YE-PO-TI (tarumanegara) dan kembali ke cina melalui jalur laut. Selanjutnya, kaisar Cina, Wen Ti mengirim utusan ke She-Po (Pulau Jawa).

  1. Sumber Dari Yunani

Hubungan dagang antara Indonesia dengan india, dan cina dapat diketahui dari Claudius Ptolomeus, seorang ahli ilmu bumi Yunani. Dalam kitabnya yang berjudul Geographike yang ditulis pada abad ke 2. Ptolomeus menyebutkan nama Labadio yang artinya pulau jelai. Mungkin kata itu ucapan Yunani untuk menyebut Yawadwipa, yang artinya juga pulau jelai. Dengan demikian, seperti yang disebutkan dalam kitab Ramayana bahwa Yawadwipa yang dimaksud ialah pula jawa.

  1. Prasasti

Prasasti-Prasasti tertua di Indonesia yang menunjukkan hubungan Indonesia dengan India, misalnya prasati Mulawarman di Kalimantan timur yang berbentuk Yupa. Semua prasasati ditulis dalam bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa.

  1. Kitab Kuno

Kitab-kitab kuno yang ada di Indonesia biasanya ditulis pada daun lontar yang ditulis dengan menggunakan bahasa dan tulisan jawa kuno yang juga merupakan pengaruh dari bahasa Sanskerta dan tulisan Pallawa.

  1. Bangunan Kuno

Bangunan-bangunan kuno yang bercorak hindu ataupun budha terdiri atas candi, stupa, relief, dan arca. Agama Hindu yang berkembang di Indonesia berbeda dengan agama Hindu yang berkembang di India. Agama dan kebudayaan Hindu disesuaikan dengan kebudayaan dan kepercayaan asli Indonesia yang berintikan pemujaan roh leluhur (animism dan dinamisme). Dalam bidang sastrapun terjadi penyesuaian, misalnya huruf Pallawa berubah menjadi huruf kawi dan huruf jawa kuno. Demikian pula dalam seni bangunan, bentuk candi di Indonesia lain dengan yang ada di India.