Mahami Konsep Berpikir Kritis

Berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dicapai atau dilakukan (Hassoubah dalam Ennis, 2004). Oleh karena itu, indikator berpikir kritis dapat diturunkan dari aktivitas kritis yaitu, mencari pernytaan yang jelas dari setiap pertnyaan, mecari alasan, berusaha mencari informasi yang baik, memakai sumber yang kredibilitas dan menyebutkannya, memperhatikan situasi dan kondisi secara menyeluruh, berusaha tetap relevan dengan ide utama, mengingat kepentingan yang asli dan mendasar, mencari alternatif, bersikap dan berpikir terbuka, mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu, mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan, bersikap secara sistimatis dan teratur dengan bagian-bagian dari keseluruhan masalah. 

Berpikir keritis merupakan upaya pendalaman kesadaran serta kecerdasan membandingkan dari beberapa masalah yang sedang dan akan terjadi sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan dan gagasan yang dapat memecahkan masalah tersebut. setiap orang memiliki pola pikir yang berbeda. Akan tetapi, apabila setiap orang mampu berpikir secara kritis, masalah yang mereka hadapi tentu akan semakin sederhana dan mudah dicari solusinya. Oleh karena itu, manusia diberikan akal dan pikiran untuk senantiasa berpikir bagaimana menjadikannya hidupnya lebih baik, dan mampu menjalani suatu masalah sepelik apapun yang diberikan kepadanya.

Tujuan berpikir kritis itu sederhana: untuk menjamin, sejauh mungkin, kalau keyakinan dan tindakan seseorang itu sah dan dapat bertahan lewat analisis rasional. Apa yang kita lakukan saat kita berpikir kritis? Secara umum, kita dapat mengatakan kalau berpikir kritis adalah berpikir jernih, teliti, penuh pengetahuan, dan adil saat memeriksa alasan untuk percaya atau berbuat sesuatu. Ini kadang lebih mudah dikatakan daripada dikerjakan. 

Keterampilan Berpikir Kritis

Robert Ennis bapak berpikir kritis di Amerika Utara mengidentifikasi 12 aspek dalam wujud pelatihan keterampilan, namun keduabelas aspek ini sebanrnya berkaitan.

  1. Memahami arti pernyataan. Apa ini berarti?
  2. Mempertimbangkan adanya ambigunitas dalam penalaran. Apakah jelas?
  3. Mempertimbangkan pernyataan yang kontradiktif satu dengan yang lain. Apakah konsisten?
  4. Mempertimbangkan kesimpulan yang diikuti. Apakah logis?
  5. Mempertimbangkan pernyataan yang cukup spesifik. Apakah tepat?
  6. Mempertimbangkan pernyataan penerapan satu prinsip. Apakah mengikuti aturan?
  7. Mempertimbangkan satu pernyataan hasil observasi. Apakah akurat?
  8. Mempertimbangkan kesimpulan induktif yang diperingatkan. Apakah dipertimbangkan?
  9. Mempertimbangkan masalah yang telah dikenali. Apakah relevan?
  10. Mempertimbangkan sesuatu sebagai asumsi. Apakah diambil untuk disetujui?
  11. Mempertimbangkan definisi yang tepat. Apakah definisi yang benar?
  12. Mempertimbangkan pernyatan yang diambil oleh otoritas yang diterima. Apakah benar?

Selain ke 12 cara mengembangkan keterampilan berpikir kritis, Bloom yang diperbaiki oleh Anderson (2000), mengkategorikan sebuah urutan latihan berpikir kritis  yang dapat dilakukan melalui sebuah runtutan berpikir. Model ini diberi nama tujuan-tujuan kognitif dalam pendidikan. Yang terbangun dalam urutan (1) mengingat atau pengetahuan, (2) memahami atau mengerti, (3) menerapkan, (4) analisis dan sintesis, (5) menilai, dan (6) membuat.

Anak belajar dengan (1) berujuan memperoleh pengetahuan atau menginga, ini dapat dilakukan dengan cara belajar: memberi nama, mengidentidikasi, mendaftar, menyebutkan. (2) belajar untuk memperoleh pemahaman dan pengertian melalui cara belajar: membedakan, menjelaskan arti dan makna, mencari persamaan, mengkontraskan, membandingkan, menafsirkan, menerjemahkan, memperkirakan, dan sebagainya. (3) belajar bertujuan agar siswa mampu menerapkan dengan cara belajar: mengubah, menerapkan, menggunakan rumus, membuat pola, meniru, dan sebagainya. (4) belajar bertujuan menganalisis dan menyimpulkan dengan cara: memnguraikan dilanjutkan menyatukan makna, membongkar komponen dilanjutkan merakitnya kembali, membedah dilanjutkan menyusun ulang, merancang dilanjut menyusun, dan sebagainya, (5) belajar bertujuan menilai dengan cara : melihat kelebihan dan kekurangan masing-masing dilanjutkan memilih mana yang kelemahannya paling sedikit, membandingkan dilanjutkan menentukan mana yang terbaik dengan berbagai argument, dan sebagainya. (6) membuat dengan langkah mengetahui, memahami kerja, mencoba menganalisis, menyimpulkan, memilih, dan membuat hal yang baru, hal yang berbeda, hal yang lebih bermanfaat.