Reformasi Gereja

Reformasi berasal dari kata ‘re’ artinya kembali dan. ‘form’ artinya bentuk. Reformasi diartikan sebagai sebuah gerakan yang bertujuan untuk kembali ke bentuk ajaran agama seperti yang dicontohkan oleh Nabi isa as. Reformasi Gereja adalah sebuah upaya perbaikan tatanan kehidupan yang dinominasi oleh otokrasi pada ajaran yang menyimpang. inti dari gerakan ini adalah sikap protes terhadap Gereja Katholik yang dinilai otoriter kaku, dan tidak bersahabat terhadap perubahan zaman

Pada sekitar awal abad ke-16. di daratan Eropa Barat muncul suatu paham reformasi bagi penguasa Eropa, yakni kaum gereja. Tokoh-tokoh seperti John Wycliffe dan Jan Hus menginginkan perubahan di tubuh gereja. namun kedua tokoh tersebut malah dituduh sesat oleh golongan gereja. Kedua tokoh tersebut menilai bahwa gereja sudah menyalahi aturan dan menyimpang dari ajaran agama Protestan. Aturan yang menyimpang dari ajaran Kristen Protestan sebagai berikut.

1 . Adanya pemberian dan penjualan indulgensi. indulgensi adalah pengurangan hukuman yang diakibatkan oleh atau pengampunan dosa. Hasil dari penjualan surat pengampunan dosa (surat sifat) tersebut digunakan oleh gereja untuk membangun gereja. Praktik yang diiakukan oleh pihak gereja tersebut lama kelamaan disalahgunakan untuk memperkaya diri. Surat alfat yang sangat mahal itu hanya mampu dibeli oleh para kaum bangsawan, ‘
.dan seolah oleh kaum bangsawan tidak tersentuh dengan dosa walaupun apapun yang telah dilakukannya.

2, Adanya pemberian simoni. Simoni adalah praktik suap dalam penjualan jabatan rohani  atau jabatan di tubuh gereja. Adanya praktik simoni ini menunjukkan bahwa terjadi kerusakan yang sistematik dalam tubuh gereja termasuk Sri Paus

3. Adanya keinginan dari negara negara Eropa lepas dan doktrin kepemimpinan Sri Paus dalam menjalankan kehidupan beragama. Hal ini menyebabkan peperangan antara pihak gereja dengan negara-negara Eropa. melalui peperangan inilah yang menyebabkan lemah dan runtuhnya kedaulatan Paus. Hal ini tampak pada pertikaian antara Raia Frederick ll dari Prusia dengan Paus lnnocencius pada abad ke-13, Raja Philip IV dari Prancis dengan Paus Bonifacius pada abad 13.

Martin Luther memberikan sikap yang ditulis dan ditempelkan di daun pintu gereja “semua orang kudus”. Sikap dari Martin Luther tersebut mempunyai sembilan puluh lima sikap yang mengkritisi tentang idulgenesi dan kemewahan hidup gereja. Adapun beberapa sikap penting dalan sembilan puluh lima tersebut sebagai berikut. :

Amal yang baik keluar dari hati yang murni tidak akan diterima Tuhan.

Hanya orang yang percaya kepada Yesus Kristuslah yang dapat diterima Tuhan.

Tiada orang yang dapat langsung berhubungan dengan Tuhan tanpa perantara gereja. ‘setiap orang yang menyesali kesalahannya akan terlepas dan hukuman sehingga tidak diperlukan adanya surat pengampunan dosa.

Gereja merupakan perkumpulan orang percaya dan Yesus-lah kepalanya sehingga kedudukan Paus selaku pemimpin agama tidak dapat diterimanya.

Pengaruh dan dampak dari pemikiran Luther tersebut membuat munculnya reforman – reforman di berbagai negara di Eropa. Salah satunya adalah John Caivm. Tokoh reformasi di Prancis adalah John Calvin (1509-1564), lahir di Noyon, Prancis. Pokok pikiran Calvin adalah bahwa Tuhan memiliki kekuasaan absolut, sedangkan manusia pada dasarnya sangat lemah. Tuhan adalah penentu segala takdir manusia, bark takdir baik atau takdir buruk, Tuhan telah menentukan dan memilih manusia tertentu apakah mereka itu dipilih Tuhan atau tidak. Ajaran teologi Calvin dapat dilihat dalam bukunya yang berjudul The institute of Christian Religion (1536).