Sejarah Empat Organisasi Militer Regional Masa Perang Dingin

Organisasi regional adalah organisasi yang luas wilayahnya meliputi beberapa negara tertentu saja. Organisasi regional mempunyai wilayah kegiatannya bersifat regional (kawasan), dan keanggotaan hanya diberikan bagi negara-negara pada kawasan.

Peran yang dimainkan oleh organisasi-organisasi regional sangat berbeda bergantung pada karakteristik organisasi tersebut. Karakteristik ini dipengaruhi oleh faktor geografis, ketersediaan sumber-sumber dan struktur organisasi. Perbedaan faktor-faktor ini akan mempengaruhi bentuk Organisasi Regional dan organ-organ yang menopangnya.

Perbedaan karakter ini juga nantinya akan berpengaruh pada mekanisme dan prosedur penyelesaian konflik yang ditempuh untuk menyelesaikan sengketa antara anggota dalam sebuah Organisasi Regional. Berikut adalah organisasi-organisasi militer regional pada masa perang dingin.

SEATO (Southeast Asia Treaty Organization)

Southeast Asia Treaty Organization (SEATO) adalah sebuah organisasi internasional untuk pertahanan kolektif yang ditandatangani pada 8 September 1954. Lembaga formal didirikan SEATO pada pertemuan mitra perjanjian di Bangkok pada Februari 1955. Hal itu terutama dibuat untuk memblokir perkembangan lebih lanjut komunis di Asia Tenggara. Markas organisasi terletak di Bangkok, Thailand. SEATO dibubarkan pada tanggal 30 Juni 1977.

organisasi militer regional

Sejak tahun 1950-an, Politik bebas aktif Indonesia bukan sikap melawan AS, tetapi oleh AS dinilai kurang tegas dalam memihak blok Barat melawan blok komunis. AS membentuk Organisasi Pakta Pertahanan Asia Tenggara (Southeast Asia Treaty Organization atau SEATO) untuk menghimpun kekuatan Asia Tenggara di bawah pimpinan AS dan Inggris untuk melawan blok komunis, tetapi Indonesia tidak ikut serta di dalamnya. Indonesia dengan Dasar Negara Pancasila tidak setuju dengan paham komunis dan akan selalu menjaga agar paham komunis tidak menguasai Indonesia. Akan tetapi Indonesia tidak mau memihak Blok Barat karena mempunyai sikap politik bebas aktif. Demikian pula sekarang, Indonesia melawan terrorisme dari mana pun datangnya, tetapi tidak berarti Indonesia harus dalam segala hal memihak AS. Sikap demikian ini tidak dikehendaki AS sejak dulu.

Anggota SEATO adalah Australia, Bangladesh (sebagai Pakistan Timur), Perancis, New Zealand Selandia Baru, Pakistan, Filipina, Thailand, United Kingdom Kerajaan Inggris, dan United States Amerika Serikat

SEATO merupakan aliansi militer pimpinan AS didirikan tahun 1954 untuk membantu perlawanan terhadap ekspansi komunis di Asia Tenggara. SEATO merupakan keseimbangan tradisional dari pendekatan kekuasaan via aliansi eksternal untuk keamanan regional. Sejak Malaysia dan Singapura dikolonisasi oleh Inggris, mereka bukan lagi anggota SEATO. Indonesia juga menolak masuk sebagai anggota SEATO. Negara-negara baru ini memiliki pandangan bahwa masalah regional semestinya diselesaikan oleh badan lokal.

Pembentukan SEATO merupakan tanggapan terhadap permintaan bahwa daerah Asia Tenggara dilindungi terhadap ekspansionisme komunis, terutama karena diwujudkan melalui agresi militer di Korea dan Indocina dan melalui subversi didukung oleh pasukan bersenjata yang terorganisir di Malaysia dan Filipina. Vietnam, Kamboja, dan Laos (negara penerus dari Indocina) tidak dipertimbangkan untuk keanggotaan dalam SEATO untuk alasan yang berhubungan dengan perjanjian Jenewa tahun 1954 di Vietnam.

Negara-negara yang sudah disebutkan diatas diberikan perlindungan militer sesuai protokol. Negara-negara lain dari Asia Selatan dan Tenggara lebih suka mempertahankan kebijakan luar negeri dari non alignment. Perjanjian itu ditetapkan tujuan sebagai ketentuan hanya dan termasuk defensif untuk membantu diri sendiri dan saling membantu dalam mencegah dan melawan kegiatan subversif dari luar dan kerjasama dalam mempromosikan kemajuan ekonomi dan sosial SEATO tidak memiliki kekuatan berdiri tetapi mengandalkan kekuatan mencolok mobile dari negara-negara anggotanya, yang terlibat dalam latihan militer gabungan.

Pada 30 Juni 1977, SEATO dibubarkan setelah terjadinya perubahan besar di kawasan Asia Tenggara, khususnya yang terkait dengan kekalahan Amerika dalam Perang Vietnam.

CENTO

CENTO adalah sebuah pakta pertahanan yang terbentuk pada masa perang dingin, tepatnya pada tahun 1955.Pada awal berdirinya, CENTO bernama Pakta Baghdad karena didirikan di Baghdad, Irak. Pada awal berdirinya CENTO, organisasi ini beranggotakan beberapa negara yaitu, Inggris, Turki, Irak, Iran dan Pakistan.Organisasi ini juga memiliki negara yang bertindak sebagai pengawas dalam organisasi, negara yang dimaksud adalah Amerika Serikat.

organisasi militer regional

Pembentukan CENTO tidak terlepas dari keadaan sistem internasional yang bipolar pada saat itu. Ada dua polar utama dalam sistem internasional, Amerika Serikat dan Uni Soviet. Kedua polar utama tersebut saling berebut pengaruh, keduanya berusaha mempengaruhi negara-negara lain untuk mau bergabung dan bekerja sama dengan mereka. Kedua polar ini bisa dibilang saling bertentangan, Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat adalah negara-negara yang menganut sistem politik demokrasi liberal sedangkan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet adalah negara- negara yang menganut sistem komunis sosialis. Kedua blok ini berusaha mencari pengikut sebanyak-banyaknya dengan menyebarkan ideologi yang mereka terapkan.

Regional Timur Tengah tidak luput dari ajang perebutan pengaruh tersebut. Di region ini, Amerika Serikat bergerak lebih cepat daripada Uni Soviet. Untuk mencegah penyebaran ideologi komunisme Amerika Serikat berniat membentuk sebuah pakta pertahanan di kawasan Timur Tengah. Ide pembentukan ini mulai muncul pada awal tahun 1950-an, ketika itu ketegangan di Timur Tengah sedang meningkat akibat dari konflik Arab-Israel, hal ini membuat pembentukan pakta pertahanan menjadi terhambat karena Israel merupakan sekutu dari negara-negara Barat khususnya Amerika Serikat.

Situasi ini membuat Amerika Serikat dan Inggris melakukan fokus pendekatan pada negara-negara yang berbatasan langsung dengan Uni Soviet seperti Iran dan Irak. Pendekatan pembentukan pakta pertahanan di Timur Tengah dimulai dari negara-negara yang telah menjadi sekutu Amerika Serikat, yaitu Turki yang tergabung dalam NATO (North America Treaty Organization) dan Pakistan yang tergabung sebagai anggota paling barat dari SEATO (South East Asia Treaty Organization). Pembentukan pakta pertahanan dilakukan melalui perjanjian di Baghdad antara Irak dan Turki, lalu diikuti oleh Pakistan,

Iran, dan Inggris. Amerika Serikat tidak menandatangani perjanjian dalam pakta pertahanan ini, namun tetap tergabung sebagai pengawas serta merupakan anggota dari pertemuan komite. Inggris bertindak sebagai pemimpin di dalam pakta pertahanan ini.

Setelah Irak keluar dari CENTO pada 1958, keberadaan CENTO tidak memberikan bantuan yang cukup signifikan kepada anggotanya. Pada tahun 1979 terjadi revolusi Islam Iran yang membuat hubungan Iran-Amerika Serikat memburuk, hal ini berlanjut dengan keluarnya Iran dari CENTO pada 1979. Pakistan mengikuti jejak Iran, Pakistan keluar dari CENTO pada 1979 karena CENTO tidak memberika bantuan ketika Pakistan sedang berkonflik dengan India. Situasi ini membuat CENTO resmi membubarkan diri pada tahun 1979, organisasi ini hanya bertahan selama 24 tahun

ANZUS

Pada tanggal 26 Januari 1788, Inggris membentuk koloni kulit putih di Australia. Awalnya keamanan dan pertahanan dari Australia dibantu dan dijamin oleh Pemerintah Inggris. Namun, Negara induk (Inggris) yang secara strategis jauh dengan Australia menyebabkan warga Australia merasa terancam dari serangan dan ancaman dunia luar.

Awalnya, baik Australia dan Selandia Baru bekerjasama dengan Inggris sejak tahun 1788, untuk menjaga keamanan dan pertahanan negaranya.Namun, ketika Perang Dunia II berlangsung, Inggris kurang memperhatikan kawasan Pasifik Selatan ditambah pula dengan kekalahan Inggris pada Perang Dunia II. Di mana pasukan Inggris tidak mampu melawan Jepang, jatuhnya Malaya dan benteng pertahanan Inggris di Singapura dan pemboman atas Darwin oleh tentara Jepang.

Ketika perang tersebut berlangsung, Inggris tidak mampu membantu Australia menahan dan melawan serangan-serangan yang terjadi. Di lain pihak, ketika Australia membutuhkan bantuan dan pertolongan untuk melawan serangan Jepang, Amerika Serikat membantu Australia menghadapi serangan Jepang.

organisasi militer regional

Bahkan pada bulan Mei 1942, armada gabungan Amerika Serikat dan Australia berhasil mengusir kekuatan Jepang dalam pertempuran Laut Karang. Dan pada bulan Juni berhasil mengalahkan Jepang dalam pertempuran di Midway.Kemenangan Amerika Serikat dalam Perang Dunia II menunjukkan pentingnya peran Amerika Serikat sebagai pengawal pertahanan dan keamanan Australia dan Kawasan Asia Pasifik. Sehingga Australia dan Selandia Baru membentuk pakta pertahanan ANZUS (Australia, New Zealand and United States). Pembentukan ANZUS ini bisa pula dikatakan sebagai strategy of denial toward United Kingdom. [3]Sehingga kiblat Australia dan Selandia Baru berubah dari Pax Britannica ke Pax Americana.

Latar belakang dibentuknya aliansi pertahanan ANZUS di kawasan Asia Pasifik adalah:

  1. Dibentuknya aliansi pertahanan ANZUS dikarenakan ketakutan dan kekhawatiran Australia dan Selandia Baru atas ancaman dari utara. Sehingga kedua negara tersebut membutuhkan perlindungan dari negara yang lebih besar dan lebih kuat untuk melindungi keamanan mereka.
  2. Inisiatif yang berasal dari Menteri Luar Negeri Australia (1949-1951) yaitu Perry C. Spender. Menurutnya, Australia harus membentuk pakta keamanan di kawasan Pasifik. Pakta keamanan ini sebagai usaha untuk membuat kondisi politik yang stabil di kawasan Asia Pasifik.
  3. Dalam pandangan Spender, bahaya yang paling besar bagi Asia Pasifik adalah komunis dari China yang merupakan basis komunis di Asia. Ia mengkhawatirkan komunis ini menyebar ke Asia Pasifik khususnya Asia Tenggara. Karena situasi apa pun, baik damai maupun perang, di wilayah Asia Pasifik akan turut berpengaruh terhadap keamanan wilayah Australia.
  4. Inisiatif Spender ini di dukung oleh Menteri Luar Negeri New Zealand, Frederick W. Doidge.

Kemudian, rencana kerjasama pertahanan itu dibicarakan dengan John Foster Dulles sebagai Wakil Truman dalam mendiskusikan konsep awal perjanjian ANZUS. Akhirnya Pakta Pertahanan ANZUS pun disepakati dan ditandatangani oleh Perry C. Snider (Australia), C.A. Berendson (New Zealand), Dean Acheson, John Foster Dulles, Alexander Willey, John F. Sparkman (Amerika Serikat) pada bulan September 1951 di San Fransisco.

Di mana prinsip-prinsip dasar dalam Pakta ANZUS yang disepakati oleh ketiga negara anggota adalah:

  1. Saling membantu dalam mencegah para agresor yang mungkin muncul di kawasan Australia, Selandia baru dan Amerika Serikat;
  2. Mengkoordinasikan pertahanan bersama di kawasan Pasifik;
  3. Membendung pengaruh komunisme yang dianggap sebagai agresor di kawasan Asia Pasifik terutama dari China dan Uni Soviet;
  4. Meningkatkan kerjasama militer untuk mencegah terjadinya agresi negara lain ke kawasan Pasifik;
  5. Keterikatan dalam menghadapi segala serangan bersenjata bersama karena ancaman terhadap salah satu anggota juga merupakan ancaman bagi anggota lainnya.[4] (Poin ini merupakan poin inti dan terpenting, di mana melalui pernyataan tersebut baik Australia, Selandia Baru dan Amerika Serikat berkomitmen untuk membentuk sebuah aliansi pertahanan (collective defense).

Bentuk-bentuk perjanjian dan kerjasama yang terdapat dalam aliansi pertahanan ANZUS yaitu:

  1. Kerjasama bilateral mengenai masalah pertahanan dan keamanan dalam praktek kegiatan bisnis. Di mana ketiga negara anggota dapat mengakses pendidikan, pelatihan dan teknologi militer yang dimiliki oleh satu sama lain;
  2. Negara-negara anggota aliansi harus menyokong perjanjian atau pertempuran Amerika Serikat di wilayah Asia Pasifik. Di sini, aliansi ANZUS menjadi kunci yang penting bagi Amerika Serikat sebagai dasar jaringan persekutuan bilateral Asia Pasifik yang juga melibatkan Jepang, Korea, Thailand dan Filipina. Jaringan persekutuan dan hubungan yang strategis ini merupakan inti sikap Amerika Serikat di Asia. Dengan demikian, Amerika Serikat dapat mengontrol stabilitas keamanan regional di kawasan Asia Pasifik khususnya. Dalam pakta tersebut pun, terdapat kesepakatan bahwa negara-negara anggota akan saling mendukung kapan pun dibutuhkan.

Pakta Warsawa

Pakta Warsawa atau Warsaw Pact atau lebih dikenal sebagai Treaty Of Friendship, Cooperation and Mutual Assistance, merupakan sebuah aliansi perlawanan kolektif  yang ditandatangani di Warsaw, Polandia antara Uni Soviet dan 7 Negara Satelit dari Eropa Tengah dan Eropa timur.

Pakta Warsawa merupakan “The Military Complement” untuk Council for Mutual Economic Assistance (CoMEcon), sebuah organiasasi ekonomi regional untuk negara-negara sosialis dari Eropa tengah dan timur. Pakta ini dibuat sebagai reaksi dari integrasi Jerman barat kepada NATO yang dimiliki oleh AS dan sekutunya.

organisasi pakta warsawaLogo Pakta Warsawa

Perlu diketahui, bahwa setelah berakhirnya Perang Dunia II, terdapat dua kekuatan besar yang saling bersebrangan ideologi yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini saling berebut pengaruh kekuasaan di negara-negara dunia dengan cara membentuk aliansi-aliansi pertahanan.

Pakta Warsawa merupakan aliansi pertahanan negara-negara komunis-sosialis di kawasan Eropa Timur. Pakta Warsawa terbentuk pada tanggal 14 Mei 1955 dalam pertemuan negara-negara Blok Timur di Warsawa, Polandia.

  1. Latar belakang

Dalam buku Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno hingga Eropa Modern (2012) karya Wahjudi Djaja, pembentukan Pakta Warsawa tidak dapat terlepas dari keputusan Amerika Serikat dan sekutunya untuk mendirikan aliansi pertahanan NATO.

Pembentukan Pakta Warsawa dilatar belakangi oleh kekhawatiran Uni Soviet dan negara-negara Blok Timur atas keberadaan NATO yang sewaktu-waktu dapat menjadi ancaman bagi negara-negara Blok Timur.

Selain itu, Uni Soviet menganggap bahwa Amerika Serikat dan Blok Barat berusaha untuk mengembalikan kekuatan militer (remiliterisasi) Jerman Barat dengan memasukannya ke aliansi NATO.

  1. Pembentukan Pakta Warsawa

Gagasan pembentukan Pakta Warsawa pada awalnya diusulkan oleh Perdana Menteri Uni Soviet bernama Nikita Khruschev. Realisasi pembentukan Pakta Warsawa dilaksanakan melalui pertemuan antara negara Blok Timur di Warsawa pada 14 Mei 1955.

Pertemuan tersebut menghasilkan Pact of Mutual Assistance and Unified Command (PMAUC) atau yang sering disebut dengan Pakta Warsawa. Negara-negara yang tergabung dalam Pakta Warsawa adalah :

    1. Uni Soviet
    2. Albania
    3. Bulgaria
    4. Cekoslovakia
    5. Jerman Timur
    6. Hongaria
    7. Polandia
    8.  Rumania
  1. Tujuan Pakta Warsawa

Beberapa tujuan pembentukan Pakta Warsawa, sebagai berikut:

    1. Mengimbangi kekuatan aliansi pertahanan NATO.
    2. Meningkatkan kerja sama pertahanan dan militer negara-negara Blok Timur.
    3. Saling membantu jika salah satu negara anggota Pakta Warsawa mengalami masalah pertahanan maupun keamanan.
  1. Pembubaran

Dalam buku Perang Dingin (2018) karya Argda Wahyu, pembubaran Pakta Warsawa bekaitan dengan krisis yang dialami oleh Uni Soviet dan negara-negara komunis pada tahun 1990-an. Krisis tersebut disebabkan oleh kemunculan gelombang revolusi demokratik di kawasan Eropa Timur serta adanya perpecahan antara negara-negara komunis.

Krisis yang dialami oleh Uni Soviet dan negara komunis menyebabkan perpecahan internal Pakta Warsawa. Akhirnya, Pakta Warsawa secara resmi dibubarkan pada tanggal 31 Maret 1991 dalam pertemuan antarnegara anggota Pakta Warsawa di kota Praha, Ceko.

PENUTUP

Demikianlah dari saya mengenai organisasi militer regional yang pernah didirikan pada saat perang dingin. Semoga bermanfaat dan terimakasih