Nasionalisme Bangsa Jepang (Semangat Restorasi Meiji)

Menurut catatan Marco Polo nama Jepang disebut Zipango yang berasal dari kata Kajipon artinya matahari terbit. Sejak abad ke-6 nama itu diubah menjadi Nipong (Nipon, Dai Nihon). Menurut sejarah, Kekaisaran Jepang telah didirikan pada tahun 660 SM oleh Kaisar Tenno Jimmu. Di Jepang ada dua golongan bangsawan yang berpengaruh, yaitu Daimyo artinya golongan bangsawan tinggi dan Samurai artinya golongan bangsawan rendahan. Kaum Samurai ini merupakan tentara pengawal keamanan kerajaan. Sikap berdisiplin tinggi dan setia yang harus dimiliki Samurai disebut bushido. Jika seorang Samurai melanggar bushido maka ia akan menghukum dirinya dengan menikam perutnya menggunakan pisau. Perbuatan ini disebut harakiri. Pemerintahan di Jepang bersifat turun-temurun secara bergantian.
Sejak tahun 1603, ketika Tokugawa Ieyasu menjadi Shogun, pemerintahan bakufu (militer) Jepang telah melakukan strategi politik secara hati-hati terhadap bangsa Barat. Mereka mempunyai anggapan bahwa terjadinya pemberontakan di Jepang karena hasutan penganiit Kristen yang sudah masuk pengaruhnya di Jepang sejak abad ke-15 oleh bangsa Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda. Hal ini menyebabkan agama Kristen menjadi agama terlarang di Jepang.
Pada tahun 1638, Jepang telah dinyatakan menutup diri dari luar (politik isolasi) dalam rangka melindungi kemurnian ajaran Shintoisme, kebudayaan, dan kekaisarannya dari kepunahan. Di dalam hubungan perdagangan antara Tiongkok (sekarang disebut Tiongkok) dan Amerika Serikat, Jepang merupakan tempat yang strategis bagi persinggahan. Pada tahun 1853, datanglah utusan Amerika Serikat, yakni Komodor Matthew Calbraith Perry yang bertugas untuk mengadakan kontak hubungan dengan Jepang. Ia meminta agar Jepang membuka beberapa pelabuhan bagi kapal-kapal Amerika Serikat.
Akhirnya, tanpa persetujuan Kaisar (Tenno), ShogLin Yoshinabu Tokugawa, sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan di Jepang saat itu, menandatangani Perjanjian Shimoda dengan Amerika Serikat pada tanggal 31 Desember 1854. Isi perjanjian, antara lain bahwa Pelabuhan Shimoda dan Hakodate di Pulau Desima dibuka untuk kapal-kapal Amerika Serikat. Setelah perjanjian ini, diadakanjuga perjanjian dengan Inggris dan Rusia tahun 1855, sedang dengan Prancis terjadi pada tahun 1856.
Setelah diadakan perjanjian dengan bangsa asing, timbullah reaksi pro dan kontra. Para daimyo di kota Satsuma, Choshu, Hizen dan Tosha akhirnya menentang Shogun Daimyo adalah golongan bangsawan tinggi di Jepang. Para daimyo ini umumnya memiliki para bushido atau tentara samurai yang berdisiplin tinggi dan setia. Mereka merupakan daimyo yang antiasing (xeropobhia) yang menuntut agar kekuasaan diserahkan kembali dari Shogun kepada Kaisar. Para Shogun harus kembali kepada Shintoisme dan menjunjung tinggi Kaisar serta leluhurnya. Pada akhirnya, timbul pergolakan antibangsa asing dan anti-Shogun di kalangan masyarakat Jepang.
Puncak pergolakan anti-Shogun terjadi pada tahun 1863 yang dipicu oleh seorang pimpinan pergolakan bernama Choushu yang menembaki kapal Amerika di Selat Shimonoseki Penyerangan tersebut dibalas oleh pasukan Amerika Serikat. Akhirnya sikap antiasing berubah dan berakhir pada tahun 1865. Kaisar memberikan persetujuan untuk berhubungx an dengan bangsa Barat. Dengan demikian, terbukalah isolasi Jepang terhadap dunia luar
Pada tahun 1867, Kaisar Komei sebagai penguasa saat itu meninggal dunia dan digantikan oleh putranya yang bernama Pangeran Matsuhito dengan gelar Kaisar Mam Naiknya Matsuhito ke tampuk kekaisaran sekaligus mengakhiri pemerintahan Shogun. Peristiwa pemindahan kekuasaan dari Shogun kepada Kaisar disebut Restorasi New Dengan demikian, pergolakan anti-Shogun berakhir.
Kaisar Matsuhito atau Kaisar Meiji dikenai memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi berkeinginan menjadikan Jepang sebagai negara yang bersatu dan maju seperti negara – negara di Eropa. Untuk mengejar ketertinggalan Jepang dari bangsa bangsa maka. Kaisar Meiji melakukan tindakan berikut
1. Pada tanggal 3 Januari 1868 Kaisar Meiji mengumumkan dihapuskannya Sistem pemerintahan bakufu.
2. Kaisar Meiji membentuk Gen-fo-in (badan Konstituante) yang bertugas menyusun undang-undang dan mengurus kehakiman.
3. Untuk memperkokoh kedudukan pemerintah dan kesatuan bangsa Jepang maka Kaisar Meiji mengambil tindakan-tindakan, seperti memindahkan ibu kota negara dari Kyoto ke Tokyo; menciptakan bendera kebangsaan Hinomaru; Shintoisme dijadikan agama negara; diciptakan lagu kebangsaan Kimigayo; semangat bushido menjadi cita-cita umum rakyat Jepang.
4. Pada tanggal 6 April 1868 Kaisar Meiji mengumumkan akan membentuk Parlemen ‘ sebagai wakil rakyat.
5. Tentara-tentara pribadi milik kaum bangsawan dibubarkan dan dibentuk tentara nasional Jepang.
Pembaharuan secara modern merupakan kelanjutan dari pembaharuan tahap pertama yang meliputi beberapa aspek berikut.
a. Dalam bidang politik/pemerintahan, dilakukan penghapusan sistem feodalisme dan ‘membentuk pemerintahan yang bersifat desentralisasi agar pemerintahan menjadi kuat. Pada tahun 1889 diumumkan berlakunya UUD Jepang dan dibentuknya Parlemen (Gikai) yang terdiri atas Majelis Tinggi dan Majelis rendah.
b. Dalam bidang sosial, menghapuskan sistem hukum yang berdasarkan pelapisan sosial dan menegakkan persamaan derajat.
c. Dalam bidang militer, Kaisar Meiji membentuk Gunbatsu atau Departemen Pertahanan yang bertanggung jawab kepada Kaisar. Setiap warga negara yang berusia 20 tahun dikenakan wajib militer. Persenjataan dibeli dari negara-negara Eropa Barat. Mengirim keluarga Satsuma untuk belajar pada Angkatan Laut inggris dan keluarga Chosu untuk belajar pada Angkatan Darat Prusia (Jerman)
d. Pada bidang pendidikan, Jepang mengirim mahasiswanya untuk belajar di negaranegara Barat. Selain itu juga mendatangkan tenaga ahli dari negara-negara Barat. Tahun 1871 dibentuk Departemen Pengajaran. bertugas melakukan pembaruan pendidikan dengan sistem Eropa Barat. Dikeluarkannya Undang-Undang Wajib Belajar bagi setiap anak yang berusia 6-14tahun. Didirikan sekolah-sekolah menengah dan perguruan tinggi di seluruh wilayah Jepang.
e. Dalam bidang ekonomi dan industri dikeluarkan peraturan baru tentang kepemilikan tanah dan pajak pertanian, mendirikan laboratorium-laboratorium penelitian tanaman pertanian, mendatangkan ahli-ahli pertanian dan mesin-mesin pertanian modern dari ‘ Eropa Barat, mendatangkan mesin-mesin industri modern dari Inggris, meningkatkan l hasil produksi teh dan sutra untuk memperoleh devisa negara, membangun pabrik, l galangan kapal, pusat pembangkit listrik, jaringan telekomunikasi, jalan kereta api, dan sebagainya. 
Restorasi dalam segala bidang telah mengangkat bangsa dan negara Jepang pada puncak keunggulannya. Kedudukannya sejajar dengan negara-negara besar di Eropa. Oleh sebab itu, Jepang mulai melibatkan diri dalam dunia internasional dan berkembang menjadi negara imperialis. Beberapa faktor yang mendorong Jepang menjadi negara imperialis baru, sebagai berikut.
a. Pendidikan Jepang dalam segala bidang, seperti industri, perdagangan, angkatan perang, dan semangat patriotik. Perkembangan industri yang pesat membutuhkan daerah pemasaran dan sekaligus bahan baku demi kelangsungan industrinya. Di bidang industri, pelayaran dan perdagangan mendapat kemajuan yang secara langsung maupun tidak langsung telah melahirkan kelompok usaha golongan Zaibarsu di antaranya berasal dari keluarga Mitsui dan Mitsubishi.
b Pertambahan penduduk yang sangat pesat karena kemakmuran yang meningkat Tahun 1872 penduduk Jepang berjumlah 35 juta, sedangkan pada tahun 1930 telat menjadi 72 juta. Ristriksi (pembatasan) imigrasi bangsa Jepang oleh bangsa-bangsa Eropa Pengaruh ajaran agama Shinto tentang Hakka I Chiu (dunia sebagai satu keluarga menyatakan bahwa Jepang harus menyusun dunia sebagai keluarga besar)
Pada tahun 1894-1895, terjadi peperangan antara Jepang dan Tiongkok yang akhirnya TiongKOK dapat dikalahkan. Jepang kemudian memperoleh Pulau Formosa (Taiwan serta Semenanjung Korea). Rusia marah karena juga menginginkan Semenanjung Korea tersebut. Pada tahun 1905, terjadilah perang antara Jepang dan Rusia. Perang tersebut dimenangkan oleh Jepang dan diakhiri dengan Perjanjian Portsmouth (1905). Hasilnya Jepang mendapatkan Shakaiin Selatan dan menggantikan posisi Rusia di Manchuria. Kemenangan Jepang ini memberikan pengaruh yang besar bagi tumbuhnya nasionalisme di negara-negara Asia dan Afrika.