Alat-alat Peninggalan Zaman Batu Beserta Fungsinya (Bag 1)

Alat-alat Peninggalan Zaman Batu Beserta Fungsinya (Bag 1) – Zaman prasejarah di Indonesia terbagi menjadi dua yaitu zaman batu dan zaman logam. Bukti-bukti kebudayaan zaman batu dapat terlihat dari alat-alat yang telah ditemukan. Pada kesempatan ini akan dibahas hasil kebudayaan zaman batu yang dilengkapi dengan gambar.

Alat-alat Peninggalan Zaman Batu Beserta Fungsinya di Indonesia (Bag 1)

Alat-alat Peninggalan Zaman Batu Beserta Fungsinya (Bag 1)

Kenapa disebut dengan Zaman Batu? Karena alat-alat penunjang kehidupan manusia purba pada zaman itu sebagian besar terbuat dari batu. Zaman batu sendiri terbagi menjadi 4 periode yaitu zaman batu tua (palaeolitikum), zaman batu tengah (mesolitikum), zaman batu baru (neolitikum) dan zaman batu besar (megalitikum).

Pada bagian 1 ini akan kita bahas tentang peninggalan zaman batu tua dan zaman batu tengah, untuk peninggalan zaman batu baru dan peninggalan zaman batu besar akan dibahas pada bagian 2.

Alat Peninggalan Zaman Batu Tua (Palaeolitikum)

Hasil kebudayaan zaman batu tua di Indonesia terbagi menjadi 2 yaitu:

1. Kebudayaan Pacitan

Pada kebudayaan Pacitan, alat yang digunakan adalah kapak genggam yang masih kasar atau alat penetak/pemotong (chopper) dan kapak perimbas, ditemukan oleh Ralp von Koenigswald pada tahun 1935. Selain di Pacitan alat-alat tersebut ditemukan di beberapa daerah seperti Sukabumi, Gombong, Lampung, Bali, Flores, Sulawesi Selatan dan Kaseldan Timor.

Alat-alat tersebut paling banyak ditemukan di daerah Pacitan sehingga disebut Kebudayaan Pacitan. Manusia purba yang mendukung kebudayaan ini adalah Pithechanthropus Erectus.

Kapak Perimbas
Kapak Perimbas by Didier Descouens / Creative Common

Kapak Genggam digunakan oleh manusia purba pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana. Kapak genggam berfungsi untuk memotong daging, menguliti binatang dan mengali umbi. Kapak genggam tidak bertangkai sehingga cara menggunakannya dengan digenggam.

Kapak Perimbas berfungsi untuk memahat tulang, merimbas kayu dan digunakan sebagai senjata.

2. Kebudayaan Ngandong

Pada kebudayaan Ngandong, peralatan yang ditemukan adalah flakes atau alat serpih yang berupa alat penusuk atau pisau dan alat dari tulang binatang dan tanduk rusa. Alat-alat tersebut ditemukan di Desa Sangiran dan Sragen.

Jenis manusia purba yang mendukung kebudayaan ini adalah Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.

Alat Serpih
Alat Serpih (Flakes) by Didier Descouens / Creative Common

Alat Serpih (Flakes) adalah serpihan sisa pembuatan kapak genggam yang dibentuk menjadi tajam. Alat serpih berfungsi sebagai serut, penusuk, mengupas makanan, menangkap ikan serta mengumpulkan buah-buahan dan ubi.

Alat dari Tulang
Alat Dari Tulang by Terker / Creative Common

Alat dari Tulang Binatang atau Tanduk Rusa, Kebanyakan alat yang terbuat dari tulang ini berupa penusuk (pisau) dan ujung tombak yang bergerigi. Alat ini berfungsi untuk mengorek ubi dari dalam tanah dan digunakan juga untuk menangkap ikan.

Alat Peninggalan Zaman Batu Tengah (Mesolitikum)

Ciri-ciri alat yang digunakan pada zaman batu tengah adalah atat tersebut sudah dihaluskan terutama pada bagian yang dipergunakan. Manusia purba pendukung kebudayaan ini adalah Homo Sapiens yaitu mayoritas dari ras Austromelanosoid dan minoritas dari ras Mongoloid.

Sumateralith, nama lain dari alat ini adalah kapak genggam Sumatera. Kapak ini fungsinya sama dengan kapak perimbas namun teknik pembuatannya lebih halus daripada kapak perimbas.

Mata Panah Prasejarah
Mata Panah Prasejarah by Bill Whittaker

Mata Panah Bergerigi, mata panah merupakan alat berburu yang sangat penting. Selain digunakan untuk berburu mata panah juga digunakan untuk menangkap ikan. Mata panah ini selain terbuat dari batu juga terbuat dari tulang binatang.

Hal menarik dari zaman batu tengah adalah ditemukannya Kjokkenmodinger dan Abris Sous Roche.

Kjokkenmoddinger, merupakan tumpukan kulit kerang dan siput yang telah membatu banyak dijumpai di pesisir pantai.

Abris Sous Roche, merupakan tumpukan dari sisa makanan yang telah membatu di dalam goa.