CLEOPATRA, Sejarah Ratu Terakhir Mesir yang Sebenarnya

Kita mengenalnya sebagai Cleopatra, Ratu Mesir yang terakhir. sosoknya begitu populer sebagai pemikat pria yang paling ulung dalam sejarah. bukan sembarang pria, adalah seorang Julius Caesar yang berhasil ia taklukan. kecantikannya begitu melegenda dimana kedatangannya ke Roma yang begitu glamor memulai trend kosmetik dan fashion di seantero Romawi. sayangnya hubungan mereka berdua akhirnya menjadi alasan bagi lawan Julius untuk menjatuhkannya.

Julius met Cleopatra smuggled
Pertemuan Julius dengan Cleopatra yang diseludupkan masuk ke ruang kerjanya

Setelah kematian Julius, nama Cleopatra tidak hilang melainkan menjadi rebutan para tokoh Romawi untuk mendapatkan kekayaan Mesir. ia memilih Mark Antony, tangan kanan Julius dan salah satu kandidat terkuat dari Triumvirat untuk melindunginya. dengan pesonanya Mark Antony pun takluk dan mereka hidup bersama di Mesir secara kontroversial sampai dengan kematiannya secara tragis dengan bunuh diri setelah kalah dalam perang saudara.

Sejarah Cleopatra

Tetapi sampai sejauh mana kisah-kisah di atas yang dipopulerkan dan diceritakan ulang oleh berbagai media dan film hollywood benar adanya?

Sang Ratu Mesir yang dimaksud lahir sebagai Cleopatra VII Philopator. gelarnya seringkali membuat awam mengira bahwa ia adalah orang Mesir, padahal tidak. Cleopatra berasal dari dinasti Ptolemaic yang berasal dari Yunani-Macedonia. kakek buyut Cleopatra adalah Ptolemy seorang jendral dan kawan terdekat dari Alexander The Great yang ikut berperang hingga ke Persia dan India. setelah kematian Alexander, Ptolemy terlibat dalam perang perebutan wilayah.

Ptolemy yang dianggap setia diberikan izin untuk memerintah Mesir atas nama keturunan Alexander, tetapi kemudian mendudukinya sendiri dan mengikuti jejek jendral Alexander lainnya, mengangkat dirinya sebagai raja. setelah sukses mempertahankan Mesir dari jendral lainnya dan juga sempat melakukan serangan ke Syria, Ptolemy I Soter (namanya sebagai raja) berhasil membangun fondasi yang kuat bagi dinastinya yang bertahan selama 300 tahun.

Ptolemy, Alexander general, great grandfater of cleopatra
Ptolemy I, rekan Alexander The Great, pendiri dinasti Ptolemaic, kakek buyut dari Cleopatra

Darah keturunan Ptolemy terus terjaga dengan tradisi menikahi sepupu bahkan kakak-adiknya sendiri agar kerajaan Mesir yang mereka miliki tidak terpecah-pecah karena warisan. begitu terjaga sehingga sering disebutkan bahwa tidak ada setetes darah orang asing (Mesir) pun di dalam garis keturunan Ptolemaic. bahkan Romawi yang nantinya berkomplot melawannya tidak berani membuat tuduhan ilegitimasi kuasa, mengukuhkan murninya garis keturunan Cleopatra.

Murninya garis keturunan dinasti Ptolemaic membuat penampilan Cleopatra pada sejarah sangat berbeda dengan yang biasa kita kenal sekarang ini. paling kentara adalah bagaimana Cleopatra tidak memiliki rambut hitam ataupun menggunakan poni ala Dora, apalagi dengan hidung dan dagu yang hampir ala asia. Cleopatra yang asli memiliki rambut coklat atau kuning pirang, dengan gaya diikat kebelakang dan hidung mancung, hampir bengkok serta dagu tegas ala Yunani.

Image Cleopatra modern terbentuk karena berbagai film yang menghiasi sinema sejak akhir 1945. yang paling sukses dan akhirnya membentuk imagenya secara definitif adalah film kolosal berjudul Cleopatra yang diperankan oleh Elizabeth Taylor. berbiaya 44 juta dollar di tahun 1963 yang setara dengan 344 juta dollar di masa sekarang. sebagai perbandingan Titanic tahun 1997 sebagai film termahal sebelum pergantian abad memiliki budget di angka 200 juta dollar.

elizabeth taylor as cleopatra
Penampilan Taylor terbukti populer sehingga image Cleopatra modern terbentuk darinya

Begitu megahnya film Cleopatra hingga menjadi tonggak dunia perfilman. peran Elizabeth Taylor sebagai Cleopatra menjadi ikonik dan masuk ke dalam media populer sebagai representasi yang dianggap paling mendekati aslinya. wajah cantik yang mulus dengan makeup mata yang khas, dandanan rambut “ala Mesir” lengkap dengan dandanan dan pakaian yang mewah, glamor serta eksotis. padahal semuanya adalah rekaan Hollywood semata.

Sosok asli Cleopatra jauh dari yang diperankan oleh Elizabeth Taylor. bahkan sebenarnya sejarah mencatat Cleopatra sebagai sosok wanita yang kurang cantik. berbagai koin yang dicetak dengan wajahnya memperlihatkan wajah yang maskulin daripada feminim. walaupun mungkin bertujuan untuk menegaskan imagenya sebagai penguasa tetapi patung wajah yang dibuat paling dekat dengan masanya juga memiliki kencenderungan yang sama.

Deskripsi serta komentar dari berbagai tokoh sejarah yang hidup di jamannya mengindikasikan bahwa ia memiliki “suara” yang manis, kepintaran atau karisma yang menarik, bukan wajah yang cantik ataupun tubuh yang mempesona. patung yang dibuat seratusan tahun sebelah kematiannya menggambarkan sosoknya sebagai wanita dengan tampilan wajah yang “datar” atau biasa-biasa saja, bahkan ada satu patung dimana ia terlihat agak gemuk.

cleopatra entry Rome
Kemegahan film produksi 1963 tersebut membuatnya ikonik

Berbagai peninggalan yang dihiasi wajahnya memiliki beberapa kesamaan, yakni hidung ekstra mancung dan rambut ala Yunani. tidak luar biasa cantik seperti patung dewi-dewi Yunani melainkan agak kental dengan elemen maskulin yang menggambarkan kecerdasan, berani serta tegas. soal kecantikan Cleopatra bisa dibilang hanya sedikit di atas rata-rata, bahkan sejujurnya agak kurang karena sebagai putri Raja ia diharapkan memiliki kecantikan yang lebih.

Beberapa komentar mengenai dirinya menyebutkan bahwa Cleopatra berkulit pucat yang tidak (mulus) sempurna. dengan kata lain sang ratu kemungkinan memiliki tanda bekas jerawat, dsb-nya pada wajahnya. sangat umum terjadi tetapi wanita lain dalam sejarah sering dipuja berwajah mulus sehingga Cleopatra terlihat agak kurang. rambutnya juga tidak lurus melainkan ikal berombak dan diikat kebelakang dalam gaya tradisional Yunani, tanpa poni.

Apapun kekurangan yang ia miliki secara fisik ditutupi secara melimpah dalam hal kepintaran. semua tokoh yang bertemu dengannya selalu memuji kecerdasannya dalam berkomunikasi. ia disebutkan terpelajar dan memahami seluk beluk kenegarawanan termasuk politik antar kerajaan. demikian juga disebutkan Cleopatra jarang membutuhkan penerjemah karena menguasai 5 hingga 9 bahasa termasuk Arabic, Ehiopic, Parthian, bahkan Hebrew atau Aramaic.

cleopatra statue
Tiga patung wajah yang dibuat seratusan tahun setelah kematiannya

Cleopatra berbahasa Yunani sebagai bahasa ibu dan tampak menguasai bahasa Mesir juga walaupun tidak 100% karena para penguasa Ptolemaic merasa tidak perlu mempelajarinya. Cleopatra tidak menguasai latin sehingga tidak mampu bercakap-cakap dengan warga Romawi kebanyakan. tetapi uniknya, para elit Romawi termasuk Julius Caesar, Mark Antony serta tokoh penting lainnya justru menguasai bahasa Yunani sebagai bahasa kaum terdidik.

Kemampuan bahasa dan wawasannya yang luas mengenai negara & perpolitikan di mediterania menjadi modal Cleopatra untuk berkuasa kelak. kedewasaannya dimulai ketika ia bersama ayahnya terusir ke Roma oleh saudarinya yang mengambil alih pemerintahan Mesir setelah terjadinya pemberontakan terhadap pajak yang memberatkan. Cleopatra mulai terbiasa dengan proses berjalannya politik dan intrik suksesi dengan segala risikonya.

Dengan bantuan Romawi yang ingin hutangnya dibayar oleh ayah Cleopatra, mreka kembali ke Mesir dan merebut kerajaannya kembali. Cleopatra mulai berkuasa sebagai wakil namun empat tahun kemudian regimnya tumbang karena perpecahan dengan adiknya, Ptolemy XIII serta beberapa kubu militer di Mesir yang memiliki kepentingannya sendiri. Cleopatra diasingkan tetapi adiknya mengambil langkah buruk dengan membunuh Pompey yang pergi ke Mesir.

Walaupun Pompey merupakan musuh Julius yang sekarang berkuasa di Roma, tetapi Pompey tetap dihormati dan ingin ditangkap hidup-hidup. mendengar pembunuhan tersebut, Julius marah dan menduduki ibukota Mesir. ketika itu Cleopatra nekat minta diseludupkan di dalam gulungan karpet dan dibawa ke ruang kerjanya. sang gadis usianya baru 22 tahun namun memiliki kepandaian yang mampu memikat Julius, seorang jendral dan politikus senior yang sudah berusia 50an.

Coin issued by Cleopatra
Koin yang dicetak pada masa pemerintahan Cleopatra yang bercorak maskulin

Mereka dengan cepat menjadi kekasih dan Cleopatra melahirkan seorang putra. untuk sementara kuasanya di Mesir begitu kuat apalagi Julius Caesar berhasil menjadi penguasa (dictator) Romawi setelah memenangkan perang saudara. namun kedekatannya dengan Julius akhirnya menjadi bumerang politik dimana mereka diisukan berniat menjadi Raja dan Ratu Romawi, sesuatu yang tabu bagi penduduk Roma yang masih berbentuk Republik.

Julius Caesar menjadi korban pembunuhan tidak lama setelah kedatangan Cleopatra di Roma yang begitu menggemparkan. Romawi kembali terlempar ke dalam perang saudara. sang Ratu kembali ke Mesir dan mempertimbangkan posisinya. setelah beberapa lama ia memilih bersekutu dengan kubu pro Caesar dan mengizinkan 4 Legiun Romawi yang diberikan Julius untuk menjaga Mesir turut campur dalam peperangan di Italy.

Masa damai tiba setelah kubu yang membunuh Julius dihancurkan dan Triumvirat baru muncul. Cleopatra membangun hubungan dengan Mark Antony yang ketika itu mencurigainya karena Mesir sempat diberitakan memberikan sejumlah uang untuk kubu lawan dalam perang saudara. tidak diketahui apakah kecurigaan tersebut benar tetapi cukup masuk akal karena perang saudara yang lama akan melemahkan Romawi sehingga posisi Mesir menjadi menguntungkan.

Real Cleopatra Looks Like
Rekonstruksi wajah Cleopatra berdasarkan dari dokumen sejarah dan peninggalan lainnya

Apapun itu, Cleopatra datang ketika dipanggil oleh Mark Antony. kesempatan ini tidak ia sia-siakan dengan membawa rombongan dalam kapal pesiar yang luar biasa mewah. walaupun sudah beberapa kali bertemu muka dengan Cleopatra tetapi kali ini Antony dibuat betul-betul terpikat olehnya. awalnya hanya mengharapkan bantuan Mesir untuk membiayai perang melawan Parthia tetapi ia kemudian memilih menghabiskan banyak waktu di Alexandria.

Cleopatra menghabiskan banyak kekayaan untuk Mark Antony, setelah beberapa kegagalan besar dan kecil dalam perang akhirnya Antony berhasil mengalahkan kerajaan Parthian dan menguasai sejumlah besar wilayah di Anatolia, Syria dan Armenia. pada saat itu hubungan dengan Roma sudah memburuk karena berbagai perbedaan pendapat dengan Octavian (anak angkat Julius). apalagi Antony tampak tidak peduli dengan istrinya yang sahnya (adik dari Octavian).

Pesta kemenangan besar Antony atas Parthian dirayakan di Alexandria dan di ujung acara menyerukan bahwa aliansinya dengan Octavian berakhir. secara resmi ia mulai membagi-bagi wilayahnya untuk Caesarion, anak Julius Caesar. juga kepada anak-anaknya bersama Cleopatra sebagai raja di beberapa wilayah yang sudah ia kuasai. hal ini membuat banyak tokoh Romawi termasuk Octavian sebagai anak angkat Julius Caesar murka.

Caesarion sebagai darah dan daging dari Julius berpotensi besar untuk mengancam keberlangsungan pemerintahan Romawi. bagaimanapun ia berhak mewarisi semua kekayaan Julius Caesar. dibandingkan dengan sang anak, Octavian hanyalah anak angkat (adopsi) Julius sehingga klaim miliknya kurang kuat. padahal satu-satunya legitimasi Octavian untuk berkuasa di Romawi adalah statusnya sebagai anak dari Julius Caesar.

Mark Antony Conquest in Syria
Daerah yang berada di bawah kekuasaan Mark Antony ketika itu

Perang politik pun dimulai dengan Antony menyebut Octavian sebagai provokator, pemalsu warisan Julius Caesar dan perebut hak dari anak sah Julius yakni Caesarion. tidak ketinggalan ia menceraikan istri sahnya yakni adik dari Octavian. Roma membalas dengan mengumumkan bahwa Antony mengangkat anak-anaknya sebagai raja, dan secara ilegal menguasai wilayah milik Romawi yang seharusnya diberikan kepada rakyat sebagai tanah garapan.

Yunani menjadi tempat pertempuran pertama dimana pasukan yang loyal terhadap Octavian berhasil merebut kota pelabuhan yang penting dalam sebuah perang laut. dengan bekal pendaratan di Yunani, nama Octavian terbukti populer di kalangan mantan prajurit yang sedang membangun koloni. bagaimanapun juga Octavian dahulu berjuang untuk memberikan tanah garapan bagi mereka. hal ini membuat pasukannya bertambah besar dengan cepat.

Antony salah perhitungan menganggap Octavian hanyalah pemuda tanggung yang tidak memiliki pengalaman, sedangkan dirinya adalah jendral Roma yang paling sukses setelah Julius. ia mengira loyalitas pasukan dan rakyat Roma ada pada dirinya. ternyata yang mendukungnya hanyalah sebagian politikus Romawi yang berpikiran sama. sebagai jendral yang berpengalaman, Antony tidak terlihat membuat strategi perang yang efektif dalam menghadapi Octavian.

Ketika perang sampai di Mesir, Mark Antony sang penakluk kerajaan Parthian justru menghabisi dirinya sendiri setelah mendengar isu bahwa Cleopatra sudah bunuh diri. walaupun terdengar tragis-romantis tetapi kesehatan psikis dan mentalnya sebagai seorang jendral patut dipertanyakan. pasukan miliknya menyerah kepada Octavian dan Cleopatra sendiri yang masih hidup akhirnya minum racun bersama anak-anaknya. hal ini menjadi babak akhir dari kerajaan Mesir.

Cleopatra paintings by arthur bridgman
Lukisan Cleopatra on the Terraces of Philae oleh Frederick Arthur Bridgman, 1896

Akhir Cleopatra

Dikisahkan bahwa Cleopatra di saat terakhirnya membiarkan dirinya digigit oleh ular beracun. hal ini menjadi mitos yang keliru. diketahui bahwa orang era tersebut, terutama kaum berpendidikan seperti Cleopatra tahu betul bahwa gigitan ular berbisa akan mengakibatkan kematian yang lambat dan menyakitkan. penggunaan racun di kalangan istana cukup besar sehingga hampir mustahil Ratu berpengalaman seperti Cleopatra tidak mengetahui hal tersebut.

Mengetahui hal di atas, maka para ahli menyimpulkan bahwa kemungkinan besar sang Ratu terakhir Mesir meminum racun dengan campuran obat bius seperti opium untuk membuatnya tidur lelap sebelum menemui ajalnya. racun semacam ini jelas lebih disukai karena terlihat tanpa rasa sakit dan korbannya tenang seperti tidur. yang pasti publik Romawi dan Octavian sendiri terkesima mendengar bahwa Cleopatra berani mengakhiri hidupnya sendiri daripada tertangkap.

Walaupun dikenal sebagai wanita opportunis, Cleopatra sebenarnya patut dikagumi. sebagai Ratu Mesir ia mengusahakan apa yang menjadi tanggung jawabnya yakni keberlangsungan kerajaannya. ketidaktahuannya soal militer membuatnya tergantung pada sosok pria yang kompeten secara militer untuk menyelamatkan pemerintahannya dari kehancuran. tidak bisa dipungkiri bahwa berkat dirinya kerajaannya selamat, tumbuh subur dan terjamin kedaulatannya selama lebih dari 20 tahun.

Sebuah pencapaian mengingat tidak banyak kerajaan lain disekitarnya yang mampu berbuat sama ketika menghadapi Romawi yang tidak dapat dibendung. hal-hal yang membuat Cleopatra mampu melakukannya bukanlah daya tarik untuk berhubungan, bukan karena wajah cantik, bukan pula kekayaan semata tetapi kepintaran yang luar biasa. pemahaman terhadap masalah politik dan kenegarawanan menjadi modal untuk berdiskusi secara sederajat dengan penguasa lain dijamannya.

Cleopatra in ancient hieroglyph
Sosok Cleopatra dalam hieroglif Mesir yang masih bertahan hingga sekarang

Apabila kebanyakan wanita hanya berpikiran tentang keluarga ataupun sosialita kelas atas yang membosankan bagi pria, seorang Cleopatra mampu berbicara tentang kenaikan harga gandum di Mesir dan efeknya terhadap perekonomian Mediterania. berdiskusi tentang siapa yang sebenarnya berkuasa di Yunani, apa yang bisa dilakukan untuk membuat Politikus Roma mendukung mereka, hingga siapa yang bisa dibeli untuk menguatkan agenda mereka di dalam Senat.

Uniknya hal-hal di atas masih sangat relevan dengan masa sekarang. pasangan yang hanya tahu soal sepatu, baju, salon, dan tas tangan, walaupun cantik tetapi menjadi kurang menarik bagi para pria sukses. sejarah mencatat bahwa lebih banyak wanita kurang cantik yang mampu berkuasa, mungkin karena mereka harus memutar otak untuk mendapatkan hal yang diinginkan. berbeda dengan wanita cantik yang hanya perlu memelas untuk mendapatkannya.