Memahami Tahap Analisis dan Reflektinf dalam Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas

Tahapan sesudah pengumpulan data adalah analisis data. Walaupun data yang telah dikumpulkan lengkap dan valid, kalau peneliti tidak mampu menganalisis tidak mempunyai nilai ilmiah yang dapat digunakan untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan pengumpulan data yang sudah benar dan tepat dapat merupakan jantungnya penelitian tindakan, sedang analisis data yang akan memberi kehidupan dalam kegiatan penelitian. 
Untuk itu seorang peneliti perlu memahami teknik analisis data yang tepat, agar manfaat penelitiannya mempunyai nilai ilmiah yang tinggi. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, ada 2 jenis data yang telah dapat dikumpulkan peneliti: 

  • data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara deskriptif. Peneliti menggunakan cara analisis statistik deskriptif. Misalnya mencari nilai rerata, persentase keberhasilan belajar dst. 
  • data kualitatif yaitu data yang berupa informasi wujud kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), tentang pandangan sikap siswa tehadap jenis metode belajar yang baru (afektif), tentang aktifitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar dan sejenisnya, dapat dianalisis secara kualitatif. 

Statistik dekriptif bertugas untuk memberikan upaya dan usaha melihat tentang karakteristik data yang berkaitan dengan menjumlah, merata-rata, mencari titik tengah, mencari persentase dan menyajikan data dalam bentuk-bentuk penyajian yang sangat, menarik mudah dibaca dan mudah diikuti alur berpikirnya (grafik, tabel, chart). 
Yang lebih penting lagi adalah statistik dapat digunakan untuk memaknakan data statistik kelas. Untuk data kualitatif yang berupa: hasil wawancara, hasil pengamatan, berbagai isi journal hasil angket/ kuestioner, peneliti tindakan kelas umumnya melakukan proses tabulasi data untuk mengorganisir data. 
Analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang, rnenggolonggolongkan, menyusun ke dalam kategorisasi, mengklasifikasi data untuk menjawab pertanyaan pokok: 
  1. tema apa yang dapat ditemakan pada data ini, 
  2. seberapa jauh datanya dapat menyokong tema/arah/ tujuan penelitiannya. Misalnya diperoleh simpulan bahwa terdapat peningkatan aktifitas belajar, dan perhatian siswa. 

Hal ini diwujudkan adanya data dari hasil wawancara serta observasi di kelas, dengan banyaknya anak yang bertanya secara tepat dan terarah.
Reflekting 
Reflekting/Reflection adalah kegiatan mengulas secara kritis (reflective) tentang perubahan yang terjadi (i) pada siswa, (ii) suasana kelas, (iii) guru. Pada tahap ini, guru sebagai peneliti menjawab pertanyaan mengapa (why), bagaimana (how), dan sejauh mana (to what extent) intervensi/ tindakan telah menghasilkan perubahan secara signifikan/ meyakinkan. 
Kolaborasi dengan rekan guru (temasuk para ahli) akan memakan peran sentral dalam memutuskan nilai keberhasilan (seberapa jauh tindakan telah membawa perubahan : apa/ di mana perubahan terjadi, mengapa demikian apa kelebihan/ kekurangan, langkahlangkah penyempurnaan dan sebagainya). 
Berdasarkan hasil refleksi tersebut maka peneliti mencoba untuk mengatasi kekurangan/kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan. Hal ini kalau ditemukan cara atau strateginya maka diperlukan menyusun rencana untuk melaksanakan tindakan/siklus berikutnya. Dari siklus ini diharapkan merupakan perbaikan dari siklus sebelumnya.Tahapan pada siklus perlu direncanakan seperti pada siklus-siklus sebelumnya.