Pengertian Soft Skills menurut para ahli

Klaus (2007) menyatakan bahwa soft skills encompass personal, social, communication, and self management behaviours, they cover a wide spectrum: self awareness, trustworthiness, conscientiousness, adaptability, critical thinking, organizational awareness, attitude, innitiative, emphathy, confidence, integrity, self-control, leadership, problem solving, risk taking and time management. Pernyataan ini menjelaskan bahwa soft skill meliputi personal, sosial, komunikasi, dan perilaku manajemen diri, yang mencakup spektrum yang luas: kesadaran diri, kepercayaan, kesadaran, kemampuan beradaptasi, berpikir kritis, kesadaran organisasi, sikap, inisiatif, empati, kepercayaan diri, integritas, pengendalian diri, kepemimpinan, pemecahan masalah, pengambilan risiko dan manajemen waktu. 

Aribowo (dalam Sailah, 2008) membagi soft skills menjadi dua bagian, yaitu intrapersonal skills dan interpersonal skills. Intrapersonal skills adalah keterampilan seseorang dalam mengatur diri sendiri. Adapun interpersonal skills adalah keterampilan seseorang yang diperlukan dalam berhubungan dengan orang lain. Dua jenis keterampilan tersebut dirinci sebagai berikut, intrapersonal skills terdiri dari: transforming character, transforming beliefs, change management, stress management, time management, goal setting & life purpose, accelerated learning techniques. Interpersonal skills terdiri dari: communication skills, relationship building, motivation skills, leadership skills, self-marketing skills, negotiation skills, presentation skills, public speaking skills. 

Zhang (2012) membuat definisi hard skills dan soft skills sebagai berikut, “hard skills are the technical skills required to perform a certain type of task, and soft skills are interpersonal skills, such as communication, teamwork, and conflict management“. Hard skills adalah keterampilan teknis yang diperlukan untuk melakukan jenis tugas tertentu, dan soft skills merupakan keterampilan interpersonal, seperti komunikasi, kerja sama tim, dan manajemen konflik. 

Elfindri dkk. (2010:67), mendefinisikan Soft skills sebagai keterampilan dan kecakapan hidup, baik untuk diri sendiri (intrapersonal), maupun berkelompok atau bermasyarakat (interpersonal). 

Coates (2006) menyebutkan bahwa intrapersonalitas adalah keterampilan yang dimiliki seseorang dalam mengatur dirinya sendiri, seperti manajemen waktu, manajemen stres, manajemen perubahan, karakter transformasi, berpikir kreatif, memiliki acuan tujuan positif, dan teknik belajar cepat. Sedangkan interpersonalitas adalah keterampilan berhubungan atau berinteraksi dengan lingkungan kelompok masyarakatnya dan lingkungan kerjanya serta interaksi dengan individu manusia sehingga mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal, kemampuan memotivasi, kemampuan memimpin, kemampuan negosiasi, kemampuan presentasi, kemampuan komunikasi, kemampuan menjalin relasi, dan kemampuan bicara di muka umum. 

Yuliani (2012), mendefinisikan soft skills sebagai bentuk kompetensi perilaku sehingga dikenal pula sebagai keterampilan interpersonal atau people skills, yang mencakup keterampilan komunikasi, resolusi konflik dan negosiasi, efektivitas pribadi, pemecahan masalah secara kreatif, pemikiran strategis, membangun tim, keterampilan mempengaruhi dan keterampilan menjual (gagasan atau ide). 

Rani (2006), menjelaskan bahwa: Soft Skills have two parts. One part involves developing attitudes and attributes, and the other part involves fine-tuning communication skills to express attitudes, ideas and thoughts well. Crucial to successful work is the perfect integration of ideas and attitudes, with appropriate communication skills in oral, written and non-verbal areas. Attitudes and skills are integral to soft skills. Each one influences and complements the other.  Tulisan ini menjelaskan bahwa soft skills memiliki dua bagian, yaitu bagian yang melibatkan pengembangan sikap dan atribut, dan bagian lainnya melibatkan ketepatan keterampilan komunikasi untuk mengekspresikan sikap, ide dan pikiran dengan baik. Penting untuk pekerjaan yang sukses adalah integrasi sempurna dari ide-ide dan sikap dengan keterampilan komunikasi yang tepat secara lisan, tertulis, dan nonverbal. Sikap dan keterampilan merupakan bagian integral dari soft skill.  

Rujukan lainnya, Sharma (2009), menyebutkan bahwa soft skills adalah seluruh aspek dari generic skills yang juga termasuk elemen-elemen kognitif yang berhubungan dengan non academic skills. 

Menurut Widhiarso (2009), soft skills adalah seperangkat kemampuan yang mempengaruhi bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain. Soft skills  merupakan kemampuan yang tidak nampak dan seringkali berhubungan dengan emosi manusia.  

Donata (2010) menjelaskan bahwa Soft skills are intangible interpesonal skills that are associated with an individual’s ability to effectively interact with others and/or lead others. These skills are not easy to measure but they can be observed in individuals who possess the ability to interact with people well.  

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa soft skills adalah keterampilan interpersonal yang berhubungan dengan kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain secara efektif. Keterampilam ini tidak mudah diukur, tetapi dapat diamati dengan melihat ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain. 

Patrick  (2001),  mengelompokan  soft skill  dapat dikategorikan ke dalam 7 area yang disebut Winning Characteristics, yaitu, communication skills, organizational skills, leadership, logic, effort, group skills, and  ethics. Kemampuan nonteknis yang tidak terlihat wujudnya  (intangible) namun sangat diperlukan itu, disebut soft skills.   

Chaturvedi (2011) menuliskan soft skills are essentially to be categorized as self development skills, interaction skills, leadership skills, organization skills and communication skills. Artinya, soft skills dikategorikan sebagai keterampilan pengembangan diri, keterampilan berinteraksi, keterampilan kepemimpinan, keterampilan berorganisasi, dan keterampilan komunikasi. Soft skills melengkapi hard skills (bagian dari IQ), yang merupakan persyaratan teknis pekerjaan dan banyak kegiatan lainnya. Soft Skill atau keterampilan lunak merupakan tingkah laku personal dan interpersonal yang dapat mengembangkan dan memaksimalkan kinerja manusia (melalui pelatihan, pengembangan kerja sama tim, inisiatif, dan pengambilan keputusan lainnya.  

Selanjutnya, Klaus (2007) menyatakan “…What, then, are soft skills? Soft skills are those personality traits and interpersonal skills that balance technical skills and quantitative job requirements”. Soft skills adalah ciri-ciri kepribadian dan keterampilan interpersonal. 

Lorenz (2009) menyebutkan “soft skills refer to a cluster of personal qualities, habits, attitudes and social graces that make someone a good employee and compatible to work“, yang berarti soft skills mengacu pada sekelompok kualitas pribadi, kebiasaan, sikap dan rahmat sosial yang membuat seseorang karyawan yang baik dan kompatibel untuk bekerja. Soft skills adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (termasuk dengan dirinya sendiri). Atribut soft skills, dengan demikian meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter dan sikap. Atribut soft skills ini dimiliki oleh setiap orang dengan kadar yang berbeda-beda, dipengaruhi oleh kebiasaan berfikir, berkata, bertindak dan bersikap. Namun, atribut ini dapat berubah jika yang bersangkutan mau merubahnya dengan cara berlatih membiasakan diri dengan hal-hal yang baru.  Soft Skills included in Measuring Assessing Soft Skills (MASS) Materials Manners, Ownership of tasks, Attendance, Motivation, Professionalism, Work output Conduct in workplace, Timekeeping, Verbal Communication, Organisation/ planning, Team-working/ Respect, Helping others, Conscientiousness, Ability to ask for help, Adaptability/ Flexibility, (Kechagias,. 2011: 83-84). Maksudnya, beberapa hal yang merupakan penilaian dalam soft skills yaitu, kemampuan kerja, kepedulian, motivasi, profesionalisme, pengaruh hasil  kerja di tempat kerja, kedisiplin, komunikasi verbal, organisasi atau perencanaan, kerjasama atau rasa hormat, membantu orang lain, waspada, kemampuan untuk membantu, adaptasi atau loyalitas. 

Berbeda dengan soft sklls, hard skills adalah penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan teknis yang terkait sesuai bidang ilmu. Hard skilsl merupakan  keterampilan teknis yang dibutuhkan untuk profesi tertentu. Contoh, guru olah raga membutuhkan keterampilan menangkap bola, programmer wajib menguasai teknik pemrograman dg bahasa tertentu. Hard skills dibutuhkan untuk dapat bekerja sesuai tujuan. Hard skills berhubungan dengan kompetensi inti untuk setiap bidang keilmuan lulusan. Contoh, seseorang sarjana pendidikan harus menguasai hard skill di bidang menyusun perangkat pembelajaran. Berdasarkan definisi di atas, soft skills dapat didefenisikan sebagai jalinan atribut personalitas baik intrapersonal skills maupun interpersonal skills. Sedangkan hard skills adalah penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan teknis yang terkait sesuai bidang ilmu.