Sejarah Pasukan Garis Depan, Vanguard Troops Dalam Perang

Vanguard troops adalah sebutan untuk pasukan terdepan. mereka adalah yang pertama maju, pertama bertemu lawan, dan pertama untuk bertempur. posisinya bisa di depan induk pasukan dalam satu formasi atau bergerak sendiri secara terpisah untuk memaksimalkan kecepatan dan daya kejut.

Pasukan garis depan ini tidak berfungsi sebagai sekedar pengintai atau pelopor tetapi sebuah kesatuan militer utuh dengan kekuatan tempur menyamai induk pasukan. terdiri dari prajurit pilihan yang berkemampuan di atas rata-rata dan kenyang pengalaman tempur.

Sementara pasukan utama bergerak perlahan dengan segala perbekalan dan logistik, vanguard mampu bergerak lebih dulu. karena tanpa beban maka dengan cepat mampu merebut posisi strategis ataupun beberapa kota kecil sebagai pembuka jalan bagi pasukan lainnya. mereka juga berfungsi sebagai pendobrak garis pertahanan dan seringkali menjadi penentu dalam perang.

elite roman army
Perang Gallia yang merusak banyak legiun romawi, tapi Legio X Fratensis favorit Caesar justru terbukti andal

Secara jumlah, pasukan elit ini jauh lebih kecil dibandingkan induk pasukan ataupun cadangan, tapi memiliki kekuatan tempur yang seringkali mendekati bahkan melebihi keseluruhan pasukan. kemampuan ini didapatkan karena pengalaman, pelatihan, dan perlengkapan yang jauh lebih baik.

Namun yang terpenting adalah motivasi, loyalitas dan kepercayaan diri untuk melawan musuh yang berjumlah jauh lebih besar. dalam perang mereka menjelma menjadi kekuatan inti dari sebuah kontingen militer. sebuah crack troop atau elite corps yang memiliki keahlian perang yang tidak dimiliki oleh pasukan lainnya.

Karena tingginya tuntutan keahlian, pengalaman serta kelengkapan peralatan yang harus dimiliki sehingga jumlah mereka hanya sebesar 10 – 30% dari total pasukan. dari 10 ribu orang maka besarnya pasukan vanguard sekitar 1,000 sd 3,000 jiwa. apabila total 100 ribu maka komposisinya sekitar 10 sd 30 ribu jiwa.

cavalry as vanguard
Kombinasi pasukan infantri dan kavaleri digunakan sebagai vanguard yang ideal

Karena komposisi di atas sedikit-banyak kita bisa memahami bahwa dalam kebanyakan pertempuran jumlah pasukan yang betulan bertempur sebenarnya tidak terlalu besar. dari ratusan ribu lawan ratusan ribu, tidak lantas semuanya hadir di satu tempat. tapi hanya beberapa belas ribu yang bergerak dan bertempur di titik-titik strategis.

Lantas apa gunanya induk pasukan?

Induk pasukan berguna untuk hal-hal yang membutuhkan kekuatan besar seperti pengepungan suatu kota, pembuatan tembok, camp markas militer, hingga penjagaan teritorial daerah yang sudah dikuasai. mereka juga mengurusi logistik sehingga menjamin tersedianya bahan makanan dan juga area aman untuk beristirahat. selain itu untuk mengganti dan merawat personil yang terluka.

Kemampuan pasukan vanguard seperti pisau bermata dua bagi panglimanya sendiri. walaupun bisa diperintahkan untuk bergerak cepat dan mengalahkan lawan yang jauh lebih besar, tetapi hal tersebut diperoleh dengan risiko kehilangan pasukan terbaik miliknya. apabila dihancurkan maka induk pasukan akan sangat kehilangan kemampuan tempur dan jatuh moralnya.

ambushed spartan
Barisan Sparta yang disergap dalam perjalanan

Dengan sebuah pancingan dan menggunakan kesempatan untuk memisahkan pasukan vanguard dari induk pasukan maka pasukan elit tersebut bisa dihancurkan. sebab walaupun kuat dan mampu membuat banyak kerusakan tapi tidak memiliki perbekalan ataupun cadangan yang banyak. apabila sudah kelelahan dan kelaparan maka yang terbaik pun bisa kalah oleh pasukan reguler.

Seni perang menyebutkan, “hancurnya pasukan terdepan akan selalu diikuti oleh hancurnya seluruh pasukan“.

Statement bijak tersebut bukan hanya karena faktor rusaknya formasi ataupun moril semata tapi karena faktor rusaknya atau hilangnya pasukan elit yang tentunya sangat vital bagi keberhasilan suatu operasi militer. tanpa pasukan vanguard maka induk pasukan hanya tersisa pasukan reguler yang biasanya belum berpengalaman banyak dan motivasinya rendah karena moralnya sudah terganggu akibat kekalahan pasukan elitnya.

Perbedaan dari kemampuan tempur keduanya sangatlah besar terutama karena pengalaman dan motivasi. demikian juga soal loyalitas karena mereka belum terlalu lama mengabdi atau mengikuti sebagai prajurit maka mereka belum tentu bisa diharapkan untuk bertempur melawan musuh yang terlihat lebih baik atau berjumlah lebih besar.

spartan hoplites, leonidas
Raja Leonidas dari Sparta yang bertempur hingga orang terakhir

Hancurnya pasukan vanguard yang menyatu dengan induk pasukan dalam pertempuran seringkali menjadi sinyal bagi kebanyakan pasukan untuk melarikan diri atau menyerah daripada bertempur hingga orang terakhir. dalam hal ini hanya para tokoh dan jendral terbaiklah yang mampu mencegahnya.

Karisma atau kepemimpinan seorang panglima diuji dengan kemampuannya mengambil hati prajuritnya. entah dengan pemberian contoh, hidup di tengah-tengah mereka, atau dengan bersikap layaknya seorang ayah bagi anak-anaknya di masa damai. tentu dengan tetap memperhatikan disiplin dan peraturan militer.

Hal-hal di atas bisa membangkitkan tekad sehidup semati dalam diri pasukannya. kalau sudah begitu maka bukan hanya pasukan elit seperti vanguard, tapi seluruh pasukannya akan rela bertempur hingga titik darah penghabisan. dalam sejarah hal ini seringkali dengan sukses mencetak kemenangan gemilang.