Gerakan Nasionalisme Mesir Pada Abad ke-19

Banyak hal yang berhubungan dengan Mesir. Di Mesir ada Terusan Suez, ada iramida, dan sebagainya. Terusan Suez merupakan salah satu jalan pelabuhan dan perdagangan paling ramai dan terpenting di kawasan Timur Tengah. Adanya Terusan Suez telah membawa kemakmuran dan penghasilan bagi masyarakat di sekitar Mesir. Pada sisi lain adanya Terusan Suezjustru menimbulkan keprihatinan sekaligus ancaman agi bangsa Mesir.
a.Bangsa Asing ikut Campur dalam Pemerintahan Mesir
Pasca dibukanya Terusan Suez pada tahun 1869, negara-negara Barat terutama inggris dan Prancis saling berlomba memperebutkan pengaruhnya di Mesir. Pengaruh“ kekuasaan inggris makin kuat mulai tahun 1875, yakni saat Khedive Ismail (1863-1879) membutuhkan uang sehubungan dengan krisis keuangan Mesir. Khedive ismail kemudian menjual sebagian besar saham Mesir di Terusan Suez kepada Inggris. Ternyata, Khedive Ismail selain meminjam uang dari inggris juga meminjamnya dari Prancis. Mesir akhirnya gagal membayar utang-utang tersebut sehingga inggris dan Prancis masuk ke Mesir dan turut campur dalam urusan pemerintahan dengan alasan memberesi utang-utangnya. Dengan demikian, sejak tahun 1876, inggris dan Prancis telah ikut campur dalam pemerintahan di Mesir.
Adanya campur tangan Inggris dan Prancis dalam pemerintahan, khususnya pada saham-saham Terusan Suez menimbulkan kekecewaan yang kemudian muncui perlawanan rakyat Mesir. Kebangkitan nasional Mesir ditandai dengan adanya pemberontakan Arabi Pasha (1881-1882). Mula-mula gerakan ini antiorang as ng (inggris, Prancis, dan Turki), tetapi akhirnya menjadi gerakan untuk menuntut perubahaan sistem pemerintahan. Gerakan Arabi ini timbul karena pengaruh Jamaluddin
Afghani yang ketika itu mengajar di Mesir. Perlawanan rakyat yang dipimpin oleh Arabi Pasha ini sangat membahayakan kedudukan Inggris dan Prancis di Mesir. inggris akhirnya bertindak keras dan berhasil menumpas pemberontakan Arabi Pasha.
Bangkitnya Nasionalisme Mesir
Mesir termasuk negara Arab sehingga bangkitnya nasionalisme Mesir merupakan hal yang sama dengan bangkitnya nasionalisme Arab. Adapun sebab-sebab timbulnya nasionalisme Mesir sebagai berikut.
1) Adanya gerakan Wahabi semula merupakan gerakan agama yang kemudian memberontak pemerintahan Turki. Dengan demikian, secara politik membangkitkan tumbuhnya nasionalisme Mesir.
2) Adanya pengaruh Revolusi Prancis. Ketika Napoleon Bonaparte mendarat di Mesir’, ia juga membawa suara Revolusi Prancis yang kemudian menimbulkan paham liberal dan nasionalisme Mesir.
3) Munculnya kaum intelektual yang berpaham modern.
4) Adanya gerakan Pan Arab, yang dirintis oleh Amir Chatib Ars/an yang menganjurkan persatuan semua bangsa Arab dengan tujuan untuk mencapai kemerdekaan bangsanya.
Sekalipun pemberontakan Arabi Pasha berhasil dipadamkan, tetapi cita-cita perjuangannya merupakan sumber aspirasi semangat nasionalisme bangsa Mesir. Hal ini terbukti pada tanggal 7 Desember 1907 telah diadakan kongres nasional yang pertama di bawah pimpinan Mustafa Kamal tujuannya adalah pembangunan Mesir secara liberal untuk mencapai kemerdekaan penuh. Pemerintah Mesir yang dipengaruhi oleh Inggris berusaha untuk menindas gerakan ini, akan tetapi gerakan nasional ini tetap hidup dan makin kuat. Bahkan, kemudian menjelma menjadi Partai Wafd (Utusan) di bawah pimpinan Saad Zaghlul Pasha.
Ketika Perang Dunia I selesai, Partai Wafd menuntut Mesir sebagai negara merdeka dan ikut serta dalam konferensi perdamaian di Prancis. lnggris menolak, bahkan mengasingkan Zaghlul Pasha ke Malta. Pada tahun 1919 di Mesir timbul pemberontakan dan Zaghlul Pasha dibebaskan kembali.
Kaum nasionalis Mesir menuntut kemerdekaan penuh. Pemberontakan berkobar lagi, Zaghlul Pasha ditangkap lagi dan diasingkan ke Gibraltar. Inggris yang tidak dapat menekan nasionalisme Mesir, terpaksa mengeluarkan Pernyataan Unilateral (Unilateral Declaration) pada tanggal 28 Februari 1922 yang isinya adalah lnggris mengakui kemerdekaan dan kedaulatan MeSir; Inggris berhak mencampuri empat masalah pokok, yaitu mempertahankan Terusan Suez; menggunakan daerah militer untuk operasi militer; mempertahankan Mesir terhadap agresi bangsa lain; melindungi bangsa asing di Mesir dan kepentingannya.
Uniteral Declaration 1922 merupakan saat yang bersejarah bagi Mesir sebab sejak itu dunia internasional menganggap Mesir telah merdeka, meskipun belum penuh. Sebaliknya, di pihak kaum nasionalis Mesir tetap tetap menentangnya sebab lnggris tetap berhak atas empat masalah pokok tersebut di atas. ltulah sebabnya, kaum nasionalisme Mesir terus berjuang melawan Inggris untuk mencapai kemerdekaan penuh. Hal ini baru terwujud setelah Perang Dunia ll berakhir (Oktober 1954). Selanjutnya, Terusan Suez dikuasai Mesir kembali pada tahun 1956 setelah inasionalisasi oleh Gamal Abdul Nasser.